Thursday, February 02, 2012

Fitch Ratings, MP3EI Dan Indeks Bursa

Medan Bisnis, 19 Desember 2011
Menjelang akhir tahun 2011, Indonesia sudah dinaikkan peringkatnya oleh lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings dari sebelumnya BB+ menjadi BBB-. Walaupun peringkat layak investasi tersebut masih duduk di level yang paling bawah, namun ini merupakan awal yang baik bagi ekonomi Indonesia dalam jangka panjang. Peningkatan peringkat tersebut berdampak pada penguatan Indeks Harga Saham Gabungan yang ditutup naik pada akhir pekan kemarin.

Semua ini diluar ekspektasi pasar sebelumnya, karena kenaikan peringkat datang lebih cepat dari estimasi sebelumnya yakni awal tahun 2012. Meskipun pada dasarnya pelaku pasar telah mengetahui wacana kenaikan peringkat sehingga banyak yang memperkirakan tidak akan berdampak signifikan terhadap Indeks Bursa. Kenaikan peringkat tersebut merupakan yang pertama setelah tahun 1997 silam, sesaat sebelum kita masuk dalam krisis ekonomi.

Tapi kita tenang saja, kita bukan tengah menghadapi krisis seperti yang terjadi di Eropa. Kenaikan peringkat tersebut bisa kita pertahankan hingga dalam tempo yang panjang. Terlebih kita memiliki program MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) yang dicanangkan Presiden SBY pada 26 Mei 2011, sebagai sarana untuk menambah akselerasi pembangunan di Indonesia.

Visi dari MP3EI diselaraskan dengan visi pembangunan nasional yaitu “mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur”. Target dari MP3EI adalah menjadikan Indonesia menjadi Negara maju di tahun 2025 dengan pendapatan perkapita diatas US$ 14.000, bandingkan dengan saat ini yang masih dikisaran US$ 4.000. Target tersebut bukan merupakan target yang muluk-muluk, karena kita didukung oleh sumber daya alam melimpah dan jumlah penduduk yang besar. Kebijakan yang pro pertumbuhan menjadi kunci keberhasilan selanjutnya.

Konsekuensi dari rencana besar Indonesia tersebut adalah dibutuhkannya modal yang signifikan untuk dibelanjakan. Pemerintah telah menganggarkan Rp 4.012 triliun yang disebar ke enam Koridor Ekonomi (KE). Wilayah yang mendapatkan kucuruan dana pembangunan tersebut yakni Sumatera Rp 714 triliun (18 persen), Jawa Rp 1.290 triliun (32 persen), Kalimantan Rp 945 triliun (24 persen), Sulawesi Rp 309 triliun (8 persen), Bali - Nusa Tenggara Rp 133 triliun (3 persen) dan Papua - Kepulauan Maluku Rp 622 triliun (15 persen).

Peran Swasta, Pemerintah dan BUMN turut andil dalam pembangunan tersebut. Belanja pemerintah tersebut sangat erat kaitannya dengan pembangunan infrastruktur. Dan bila kita kaitkan dengan Indeks Bursa Saham, maka saham-saham yang bergerak pada jasa konstruksi seperti WIKA, PTPP maupun ADHI tentunya memiliki tren penguatan dalam jangka panjang. Ditambah dengan kenaikan peringkat, maka besar kemungkinan IHSG akan terus membentuk tren naik walaupun menghadapi masa sulit tahun 2012 mendatang.

Selain itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih relatif terjaga diatas 6.3% walaupun diperkirakan akan mengalami penyusutan pada tahun 2012 mendatang. Kekhawatiran tersebut bisa saja salah bila nantinya MP3EI mampu menjadi motor pertumbuhan dan berdampak langsung terhadap pertumbuhan sektor ekonomi lain yang tidak diperkirakan sebelumnya. Sehingga tahun depan ekonomi Indonesia masih akan mengalami kejutan-kejutan manis. Karena sebenarnya ekonomi kita tidak begitu bergantung pada ekspor.

Indeks Bursa Saham akan banyak dipengaruhi kondisi eksternal, kecil kemungkinan IHSG akan dipengaruhi kondisi negatif domestik. Tahun 2012 akan menjadi tahun kelam bagi industri keuangan di Eropa dan Amerika. Dampaknya pasti akan kita rasakan disini, namun kita pasti mampu meminimalisir dampak negatifnya. Terlebih bila nanti S&P dan Moody’s juga menaikan rating utang Indonesia.

Dengan jumlah dana yang telah dianggarkan untuk percepatan pembangunan ekonomi. Yang perlu dikendalikan selanjutnya adalah laju inflasi. Pertumbuhan ekonomi sebenarnya tidak akan pernah mencapai titik maksimal dan akan sia-sia jika justru inflasi naik tinggi. Tren akhir-akhir ini inflasi terus bergerak turun dan pertumbuhan ekonomi masih membentuk tren naik. Ini sebuah pertanda bagus seperti halnya yang terjadi di Negara maju, dimana pertumbuhan ekonomi dibarengi dengan inflasi rendah.

Bila Pertumbuhan ekonomi fantastis, MP3EI berjalan sesuai dengan misi dan visi. Maka Lembaga pemeringkat dunia akan terus menaikkan rating Indonesia dan Indeks Bursa pastinya akan terus membentuk tren naik dalam jangka panjang. Itu Pasti.

No comments: