Thursday, February 02, 2012

Lorong Panjang IHSG Menuju 5000

Medan Bisnis, 9 Januari 2012
Banyak kalangan menilai di tahun 2012 ini IHSG akan mampu menembus level 5000. Hal tersebut seiring dengan membaiknya ekspektasi ekonomi Indonesia di tahun 2012. Dalam kesempatan ini penulis juga menyampaikan optimisme serupa. Walaupun wajah ekonomi dunia diperkirakan suram, namun Indonesia masih memiliki kesempatan untuk terus tumbuh. Sehingga sangat wajar jika kita tidak perlu meragukan kinerja IHSG kedepan.

Walau demikian, perjalanan IHSG menuju 5000 bukan tanpa halangan. Kita harus mengetahui bahwa IHSG semata-mata bukan hanya dipengaruhi kondisi ekonomi nasional, lebih dari itu kondisi eksternal jauh lebih berpengaruh walaupun dalam rentan waktu yang pendek. Meskipun IHSG sepanjang tahun ini akan bergerak dalam tren naik, sejumlah masalah akan tetap menjadi penghalang di tahun 2012.

Dari dalam negeri salah satunya adalah rencana kenaikan harga minyak yang saat ini tengah di gadang-gadangkan oleh pemerintah. Sosialisasi terkait pembatasan subsidi BBM sudah dimulai minggu ini. Pembatasan tersebut sangat meresahkan pelaku pasar, khususnya pasar saham. Karena inflasi akan mengurangi imbal hasil investasi, sehingga investor akan mengharapkan imbal hasil yang lebih tinggi. Dan bila mengacu pada banyaknya sentimen yang buruk di tahun 2012, maka akan memicu aksi jual saham dan mengakibatkan IHSG terkoreksi.

Perlukah kita mengkhawatirkan rencana kenaikan BBM tersebut bila dikaitkan dengan kinerja harga saham?. Perlu, namun tidak perlu dikhawatirkan sekali. Setidaknya ada kemungkinan besar dimana tren pergerakan suku bunga yang tidak berubah di tahun 2012 ini. Bahkan masih ada peluang untuk turun walupun kecil kemungkinannya.

Penerbitan obligasi oleh para emiten diperkirakan akan bertambah ramai tahun 2012 ini. Emiten akan terus memanfaatkan momentum bunga rendah untuk menerbitkan obligasi berbiaya murah. Selain itu, rencana kenaikan peringkat hutang Indonesia yang sepertinya berpeluang dinaikkan oleh S&P (Standard & Poor’s) maupun Moody’s membuka ruang akan adanya penguatan IHSG lebih lanjut. Kita perlu mengetahui dampak lanjutan pembatasan BBM, namun disaat yang sama kita memiliki obat penangkal dari dampak negatif pembatasan BBM tersebut.

Pembatasan BBM menjadi fokus utama kedepan. Selain sentimen internal sejumlah sentimen eksternal muncul bagaikan gelombang laut pasang yang sulit untuk dihindari. Krisis eropa yang diperkirakan akan mencapai klimaksnya di tahun 2012 ini akan tetap menghantui pelaku pasar saham di Indonesia. Kalau Indonesia memperoleh hadiah dari kenaikan peringkat utang. Disejumlah negara di eropa, lembaga pemeringkat utang justru bagaikan berlomba-lomba untuk memangkas rating utang.

Bencana tersebut diyakini masih akan terus berlanjut di tahun 2012 ini, Yunani, Portugal, Irlandia, Italia dan Spanyol menjadi korban-korban sebelumnya. Selanjutnya lembaga pemeringkat internasional seperti Standard & Poor’s menebarkan ancaman akan memangkas peringkat utang jangka panjang menyusul meningkatnya tekanan sistemik di kawasan eropa. Selain Eropa, S&P sebelumnya juga memangkas peringkat utang Amerika Serikat.

Berbagai langkah telah dilakukan untuk memerangi krisis, namun apa yang didapat? Jalan keluar dari krisis bagaikan menemukan jalan buntu meskipun telah dilakukan sejumlah langkah-langkah krusial seperti Bailout yang datang silih berganti. Hutang Yunani tidak lama lagi akan jatuh tempo. Kita tentunya pesimis Yunani akan mampu menyelesaikan permasalahan hutangnya tersebut. Ini akan berdampak buruk bagi kinerja harga saham, potensi IHSG mengalami kerugian sangat terbuka.

Bila bicara ekonomi dan harga saham, selain Eropa dan Amerika yang terus terkait dengan permasalahan klasiknya. Ada satu negara lain yang menjadi perhatian yaitu China dan Hongkong. Eropa, Amerika dan China tetap akan menjadi acuan investor dalam melihat ekspektasi kinerja saham kedepan. China menjadi tumpuan agar ekonomi dunia terus berputar.

Namun, ada masalah lain yang akan menjadi ancaman serius di tahun 2012 yakni rencana AS yang akan menginvasi Iran. Harga minyak berpotensi naik, suhu politik yang panas akan meningkatkan ketegangan di pasar saham. Kita tidak mengetahui secara pasti akhir dari krisis tersebut, namun bila itu terjadi maka akan memperburuk jalan IHSG menuju 5000.

No comments: