Wednesday, February 01, 2012

Mengawali Pekan Yang Sulit

Medan Bisnis, 1 Agustus 2011
Kecemasan demi kecemasan mulai menjangkiti pelaku pasar akhir-akhir ini. IHSG yang biasanya mampu menahan kejatuhan indeks bursa diluar juga mulai ikut terkulai lemas seiring belum adanya sentimen baru yang benar-benar mampu mengangkat harga saham. Selain itu, tenggat waktu menaikan plafon utang dan perdebatan-perdebatan kongres AS yang tak kunjung mencapai kesepakatan juga turut memicu memburuknya sentimen pasar belakangan ini.

Memburuknya kinerja Bursa Wall Street menjadi pemicu utama yang menyebabkan hampir semua indeks bursa global terkoreksi. Ada dua kecemasan yang dihadapi Wall Street saat ini, Pertama adalah perdebatan parelemen AS di Washington yang belum mencapai kesepakatan, dan yang kedua adalah memburuknya kinerja indikator Ekonomi AS dimana Produk Domestik Bruto AS yang ternyata lebih kecil dari estimasi sebelumnya.

Padahal ada sejumlah emiten perusahaan AS yang merealisasikan pendapatan laba, namun sentimen tersebut gagal menopang Wall Street sehingga akhirnya bursa di AS terkoreksi. Rumor yang beredar akan tercapainya suatu kesepakatan dan berhasil mengangkat bursa saham AS harus pupus setelah muncul pernyataan dari Partai Republik bahwa hingga saat itu juga belum tercapai kesepakatan.

Dapat disimpulkan bahwa kemauan politik dari senat di AS menjadi faktor utama yang akan mempengaruhi volatilitas pasar keuangan. Hanya saja tinggal menunggu ke arah mana nantinya kesepakatan tersebut. Bila tidak dicapai kesepakatan yang baru hingga tanggal 2 agustus nanti maka kebuntuan tersebut akan menyebabkan Bursa tertekan kembali dalam jangka waktu yang cukup lama.

Potensi memburuknya kinerja bursa saham seperti tahun 2007-2008 bisa saja terulang kembali. Meskipun sepertinya tidak akan berdampak merata terhadap kinerja bursa dunia secara keseluruhan. Selain itu, presiden Barack Obama juga menyatakan bahwa ada begitu banyak jalan keluar yang bisa ditempuh guna mengatasi masalah batas utang.

Obama menjelaskan bahwa solusi apapun yang dapat mengatasi masalah default harus bisa disetujui oleh kedua partai baik Demokrat dan Republik. Disini penulis menilai bahwa akan tercipta segera sebuah solusi dalam mengentaskan permasalahan hutang tersebut. Yang pertama terciptanya sebuah kesepakatan antara kedua partai atau keputusan yang diambil, atau Presiden Barack Obama dan partainya yang akan mengeluarkan kebijakan jika di temui adanya kebuntuan.

Masih ada 2 hari kedepan yaitu tanggal 2 Agustus mendatang. Penulis berkeyakinan setidaknya hingga tanggal 2 Agutus nanti pemerintah AS akan memberikan solusi dan tidak akan membiarkan perdebatan tersebut berujung tanpa ada solusi yang jelas. Dan awal pekan ini menjadi awal pekan yang mendebarkan tentunya.

Namun dalam beberapa hari terkahir, penulis mengamati sejumlah perilaku pemodal asing ayng masuk ke pasar keuangan domestik. Pemodal Asing belum melakukan aksi jual secara besar-besaran menyusul kepanikan di bursa akhir akhir ini. Busa kita masih dalam kondisi yang relatif aman meskipun ada tren bursa diluar terus bergerak turun. Dan meskipun IHSG terkoreksi itu merupakan kejutan jangka pendek.

Lemahnya data perekonomian AS akhir-akhir ini memang akan memberikan shock terhadap indeks bursa. Namun, penulis tetap berkeyakinan IHSG akan mampu menguat kendati bursa Amerika terus terkoreksi. Aliran dana asing yang masih masuk ke negeri ini menjadi alasannya. Bahkan Bank Indonesia menyatakan akan kekhawatiran akan uang panas yang terus membanjiri pasar keuangan kita.

Meskipun BI memiliki kekhawatiran tersendiri, namun hal tersebut setidaknya akan membuat pelaku pasar khususnya pasar modal agak sedikit “terhibur”. Awal pekan sekaligus awal Ramadhan tahun ini akan menjadi awal pekan yang sangat sulit bagi pasar keuangan kita. Namun, melihat sejumlah indikator yang ada IHSG dan Rupiah masih memiliki tren untuk kembali menguat.

No comments: