Wednesday, February 01, 2012

Rumput Sendiri Lebih Hijau Dari Rumput Tetangga

Medan Bisnis, 18 Juli 2011
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan akhir minggu kemarin. Penguatan IHSG terjadi di saat semua bursa di dunia bergerak turun. Penguatan IHSG seolah-olah menepis keraguan pasar seiring dengan belum pulihnya kondisi ekonomi di Eropa dan Amerika Serikat. Pada dasarnya Investor itu sendiri yang tidak memiliki pilihan lain untuk berinvestasi sehingga lebih memilih masuk ke pasar keuangan kita.

Bursa kita diuntungkan baik dari sisi internal dan eksternal. Mulai dari aturan yang diberlakukan pemerintah kita terhadap pasar keuangan hingga diuntungkan dari memburuknya kinerja bursa global. Bursa kita yang liberal amat diminati para investor dibandingkan dengan Negara lain di kawasan Asia seperti China.

IHSG masih berpeluang menguat lagi meskipun banyak yang menilai bursa kita sudah kemahalan. Namun bila melihat kondisi ekonomi yang berkembang, dan aturan yang diterapkan maka harga saham dilantai bursa kita dinilai masih relatif lebih murah. IHSG diprediksikan masih berpeluang menguat melebihi perkiraan analis bila arus dana asing masih terus membanjiri Bursa kita.

Sementara sentimen negatif yang berkembang di pasar terkait kebangkrutan lembaga keuangan dunia maupun perkiraan kebangkrutan sejumlah Negara hanya akan memberikan sentimen sesaat dan tidak akan berdampak kepada Indonesia secara berlarut-larut. Pelemahan bursa global dalam rentan 0-0.5% masih akan mampu direspon positif oleh bursa kita.

Nilai tukar rupiah juga masih relatif stabil dengan kecenderungan menguat. Momentum penguatan Rupiah seperti sekarang seharusnya mampu dimanfaatkan oleh para pemodal untuk melakukan investasi. Namun perlu diingat bahwa penguatan Rupiah jangan dibiarkan begitu saja mengingat ancaman inflasi serta sekaligus merupakan kebijakan menyelamatkan UKM (Usaha Kecil Menengah) kita dari banjirnya arus barang dari luar.

Megenai utang, pemerintah kita juga masih sangat berhati-hati. Terlihat dari defisit anggaran yang ditetapkan masih dibawah batas maksimum zona yang aman dalam pengelolaan defisit. Hal ini wajar bila melihat gejolak pasar keuangan dunia yang tidak menentu. Meski demikian, perlu juga keberpihakan terhadap sektor riel sehingga hutang nantinya digunakan untuk belanja dan diharapkan mampu menggurangi angka kemiskinan.

Selain itu, tren berhutang juga mulai memiliki paradigma yang lebih baik di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono saat ini. Strategi dengan menerbitkan obligasi dalam mata uang Rupiah dan dijual ke masyarakat sendiri merupakan langkah yang positif. Selain menyelamatkan utang agar tidak membengkak karena penguatan atau pelemahan nilai tukar, juga menambah daya beli masyarakat karena bunga/imbal hasil yang dibayarkan kepada masyarakat sendiri.

Agar dana yang masuk dalam bentuk hot money yang akhir-akhir ini membuat cadangan devisa kita terus membesar. Maka perlu serangkaian kebijakan yang harus diambil agar dana tersebut tidak langsung keluar manakala Negara yang dilanda krisis saat ini mulai terlihat adanya pemulihan. Sektor rill lha yang nantinya akan menjadi tumpuannya. Karena sektor rill yang menggambarkan dan memperkokoh fundamental ekonomi kita agar terlihat bagus. Sehingga disaat semua Negara yang lain mulai menikmati pemulihan, kita juga akan menikmati hal yang sama.

Jadi meskipun negara-negara besar yang nantinya akan kembali pulih, maka hal tersebut tidak akan membuat investor meninggalkan Indonesia. Karena prospek maupun pertumbuhan ekonominya yang terus membaik. Namun, yang perlu digaris bawahi adalah sektor keuangan selalu bergerak lebih cepat dari sektor rill. Sehingga memungkinkan terjadinya koreksi baik di Bursa Saham maupun nilai tukar Rupiah, dengan atau tanpa pemulihan ekonomi Eropa dan Amerika itu sendiri.

Secara keseluruhan, pasar keuangan kita masih cukup baik dalam melanjutkan tren penguatan kedepan. Tidak perlu mengkhawatirkan bila sejumlah negara di Eropa dan Amerika default. Karena bisa saja berita tersebut justru menguntungkan kita. Dan tidak perlu melirik tempat lain untuk menanamkan modal, Karena kita masih lebih menarik dari yang lainnya.

No comments: