Monday, May 07, 2012

BBM Tidak Jadi Naik, Layak Investasi Tidak Jadi Didapat

Medan Bisnis, 23 April 2012

Seiring dengan terhentinya rencana pemeritah menaikkan harga BBM dalam negeri, salah satu lembaga pemeringkat Internasional S&P (Standard & Poor’s) memutuskan untuk menunda menaikkan peringkat utang Indonesia. Penundaan tersebut mengakhiri spekulasi bahwa pemerintah akan kembali mendapatkan level layak investasi di semester I tahun 2012 ini. Padahal, menjelang ditutupnya akhir tahun 2010 lalu.

Dua lembaga pemeringkat internasional yaitu Moody’s dan Fitch Rating telah menaikan peringkat Indonesia menjadi negara yang layak investasi. Kedua lembaga pemeringkat tersebut lebih dulu memberikan kepercayaan bagi Indonesia. Namun, langkah pemerintah dalam beberapa hari terakhir menjadi batu sandungan bagi S&P.

Hal ini sudah diduga sebelumnya. Disaat DPR dan Pemerintah memutuskan bahwa harga BBM tidak jadi dinaikkan. Namun, konstitusi memberikan mandat bahwa bila harga ICP (Indonesia Crude Price) naik sebesar 15% maka pemerintah berhak merubah harga BBM di dalam negeri. Pada saat kebijakan tersebut dibuat harga minyak mentah dunia berada di kisaran $105/barel, dan harga BBM didalam negeri diperkirakan akan naik bila harga minyak mentah dunia berada di kisaran level $130/barel.

Pemerintah sejauh ini telah melakukan sejumlah kebijakan yang sangat baik dan lebih cenderung berhati-hati. Langkah pemerintah yang terus mengurangi portfolio hutang jangka panjang dari pihak Asing menjadi salah satu kunci suksesnya pemerintah mendapatkan ganjaran positif dari dua lembaga pemeringkat dunia seperti Moody’s dan Fitch. Langkah pemerintah untuk mengurangi APBN dari beban subsidi yang besar juga akan berdampak positif bagi kepercayaan dunia internasional terhadap langkah pemerintah itu sendiri.

Dalam melewati tahun-tahun yang sulit, Indonesia juga masih mampu untuk tumbuh meskipun dunia ini tengah dilanda krisis keuangan yang belum berakhir. Namun, tingginya beban subsidi yang diakibatkan oleh subsidi BBM dan Tarif Dasar Listrik membuat fiskal kita menjadi permasalahan yang harus dituntaskan bila kita benar-benar ingin mendapatkan peringkat layak investasi. Ada beberapa keuntungan yang bisa kita manfaatkan bila kita masuk dalam layak investasi.

Pulihnya kepercayaan asing di Indonesia, dengan membaiknya kondisi keuangan negara ini maka dunia internasional akan melirik Indonesia sebagai negara tujuan investasi. Indonesia bisa mencari modal dengan biaya (bunga) yang sangat murah, sehingga kita dapat membangun bangsa ini dengan biaya yang kecil.

Derasnya aliran uang yang masuk ke Indonesia (capital inflow) juga akan berdampak pada membaiknya sejumlah indikator ekonomi makro seperti nilai tukar Rupiah maupun laju tekanan Inflasi. Akankah S&P menaikan rating utang kita suatu saat nanti?, Jawabannya pasti Ya.

Pertama, konstitusi telah mengizinkan pemerintah untuk menaikkan harga BBM bila ICP juga naik. Ini tentunya akan membuat langkah pemerintah menaikkan harga BBM menjadi lebih mudah menyesuaikan harga minyak dunia.

Kedua, walaupun diperkirakan defisit APBN akan mengalami pembengkakan, namun kondisi tersebut sepertinya akan berlaku sementara, selain itu tren harga minyak dunia yang akhir-akhir ini mengalami penurunan memberikan angin segar dalam pengelolaan APBN kita. Bila dikaitkan dampaknya dengan pasar keuangan kita, ditundanya kenaikan peringkat Indonesia diperkirakan hanya akan berdampak sementara.

Tekanan baik di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) maupun nilai tukar Rupiah sebenarnya sudah bisa dirasakan beberapa hari sebelumnya. Bahkan jauh hari sebelum S&P batal menaikkan peringkat. Bahkan bila terjadi koreksi, ini merupakan hal yang biasa dan bersifat sementara. Pasar akan tetap optimis bahwa predikat layak investasi akan dapat di raih bangsa kita.

Setidaknya ada jaminan dari undang-undang yang ditetapkan oleh DPR sebelum keputusan tidak menaikkan harga BBM itu final. Selain itu, S&P sendiri pasti menyadari 100% bahwa kenaikan peringkat Indonesia hanya menunggu waktu yang diperkirakan tidak akan lama. Namun, kita harus sadar betul bahwa kenaikan peringkat tetap memiliki sisi negatif yang harus kita waspadai.
http://www.analisadaily.com/news/read/2012/04/24/47362/pertumbuhan_ekonomi_indonesia_peringkat_tiga_asia/#.T5YVV7Mtj5s