Thursday, September 20, 2007

The FED dan Ramadhan akan Menjadi Acuan BI

Medan Bisnis, 3 September 2007
Pada awal bulan September ini pemerintah dijadwalkan akan kembali merilis data inflasi selama bulan Agustus. Pemerintah berkeyakinan bahwa inflasi masih akan bergerak sesuai koridor yang ditetapkan pemerintah sebelumnya, yakni 6-6.5% selama tahun 2007 ini.

Keyakinan stabilnya laju inflasi selama bulan Agustus tersebut mencuat walaupun sempat terjadi kenaikan harga minyak goreng maupun tarif jalan tol yang turut diiringi oleh kelangkaan minyak tanah di beberapa daerah di Indonesia. Terlebih BPS memperkirakan bahwa laju inflasi selama bulan Agustus akan lebih rendah dari laju inflasi bulan July sebesar 0.72%.

Berita baik, memang demikian. Dengan melambatnya laju inflasi maka akan memberikan ruang bagi Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) yang saat ini masih berada di level 8.25%. Dengan diturunkannya BI Rate diharapkan akan meningkatkan konsumsi yang berbuntut pada meningkatnya Produk Domestik Bruto (PDB), dan tentunya masih banyak dampak positif lainnya.

Namun, Benarkah BI akan menurunkan BI rate?. Beberapa data yang perlu dicermati adalah perkembangan dari nilai tukar mata uang maupun faktor global lainnya seperti keputusan Bank Sentral Amerika, yang diperkirakan akan turut menjadi acuan BI dalam menentukan BI rate.

Nilai tukar Rupiah yang kembali diperdagangkan melemah dikisaran level 9400 saat ini, diperkirakan akan menahan BI untuk menurunkan BI rate. Padahal Rupiah sempat stabil dikisaran harga 9100. Pelemahan tersebut dipicu oleh memburuknya kinerja indeks bursa global yang turut menyeret sejumlah mata uang dunia.

Rupiah pun sempat mendekati ambang batas nilai tukar yang ditetapkan pemerintah yakni 9500. Anjuran untuk melakukan intervensi pun bermunculan apabila Rupiah menyentuh level psikologis 9500. Hasilnya cukup efektif himbauan tersebut secara psikologis mampu menahan laju penguatan Rupiah lebih jauh.

Sehingga BI tidak mempunyai alasan yang kuat untuk kembali menurunkan BI Rate disaat nilai tukar Rupiah masih terpuruk terhadap US Dolar seperti saat ini. Karena penurunan BI Rate hanya akan membuat para pemodal memindahkan modalnya ke Negara lain yang memberikan imbal hasil yang lebih baik.

Terkait faktor Global, keputusan Bank Sentral Amerka atau The FED Fund Rate dalam menentukan suku bunganya akan berdampak signifikan terhadap kebijakan moneter negeri ini. Maklumlah, The FED masih menjadi acuan arah suku bunga global.

Pada saat ini, perekonomian Amerika masih dihadapkan pada krisis di sektor kredit. Meski demikian Gubernur Bank Sentral Amerika Ben Bernanke maupun Presiden Amerika George W. Bush memberikan sinyal akan kemungkinan penurunan suku bunga US Dolar, yang saat ini berada di level 5.25%.

Dalam pernyataannya Bernanke mengatakan akan melakukan tindakan untuk menyelematkan perekonomian Amerika walaupun dengan menurunkan suku bunga sekalipun dalam bulan September ini. Keputusan tersebut tentunya akan berdampak pada melemahnya mata uang US Dolar serta meningkatnya laju tekanan inflasi akibat terdepresiasinya mata uang US Dolar.

Meski demikian, dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI minggu ini, BI diperkirakan akan tetap mempertahankan suku bunganya dalam level (interest rate differential) yang paling aman. Karena keputusan Bank Sentral Amerika (The FED) pada tanggal 18 september mendatang masih akan menjadi pertimbangan BI dalam menentukan suku bunga pada awal bulan Oktober.

Namun bukan tidak mungkin BI akan tetap mempertahankan BI rate. Laju tekanan inflasi diperkirakan akan mengalami puncaknya pada saat perayaan keagamaan (Ramadhan dan Idul Fitri). Meningkatnya konsumsi masyarakat akan memberikan penekanan pada harga sejumlah barang dan bahan makanan dan turut berpotensi membuat Rupiah melemah.

Tanpa adanya kebijakan di sektor pangan, dimana harga bahan makanan pokok bergerak dalam volatilitas yang tajam serta memburuknya kinerja Rupiah seperti yang terjadi pada saat ini, bukan tidak mungkin penurunan suku bunga hanyalah sebuah impian, layaknya seseorang yang mengharapkan berkah di bulan Ramadahan, namun tidak melakukan secuil amal ibadah.

No comments: