Monday, July 23, 2012

Tidak Selamanya Kita Kalah Dari Negara Tetangga


Medan Bisnis, 16 Juli 2012
Tak lama lagi, tahun 2015 sistem ekonomi negara ASEAN akan tergabung dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Dan sejauh ini kita memiliki prestasi yang amat buruk dalam hal investasi bila dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, Singapura dan sejumlah negara ASEAN lainnya. Industri di negara kita tidak sepenuhnya mampu bersaing bila dibandingkan dengan industri negara-negara tetangga kita.

Terbukti, meskipun Blackberry memiliki pangsa besar di Indonesia. Namun, pada faktanya Indonesia tidak mampu memikat produsen Blackberry tersebut yang justru lebih memilih membangun pabriknya di Malaysia. Dari masalah Balckberry tersebut terlihat kita kalah menarik bila dibandingkan dengan Malaysia. Ada yang salah tentunya dengan negara kita ini bila dibandingkan dengan Malaysia.

Yang pasti permasalahan terkait dengan investasi di dalam negeri jauh lebih buruk bila dibandingkan dengan investasi dari negara jiran tetangga. Kepastian hukum, infrastruktur dan sumber daya manusia masih menjadi masalah klasik di negeri ini yang tak kunjung mampu diselesaikan oleh pemerintahan kita. Bila melihat indikator tersebut jelas kita jauh berbeda dibandingkan Negara tetangga, dan kita memiliki prestasi yang jauh lebih jelek dibandingkan dengan Negara tetangga.

Bila demikian faktanya, maka di tahun 2015 mendatang, bila ada seorang pengusaha asal Indonesia berniat untuk membangun sebuah industri. Maka bisa saja pengusaha tersebut justru memilih untuk membangun industrinya di Negara tetangga dibandingkan dengan membangun industrinya di negeri sendiri. Karena di Negara sebelah kita di fasilitasi dengan segala bentuk kemudahan yang ditawarkan.

Konsekuensinya adalah bahwa potensi penciptaan lapangan kerja baru justru tercipta di negeri tetangga walaupun pencipta lapangan usaha tersebut justru datang dari Indonesia. Bila berbicara dalam konteks pembangunan ekonomi kita tentunya kalah bila dibandingkan dengan Negara tetangga. Namun apa yang menjadi kelebihan kita bila dibandingkan dengan Negara tetangga kita sendiri?

Walaupun sejauh ini Malaysia memiliki semua kebutuhan dasar yang dimiliki guna menopang perekonomiannya. Namun sejumlah Negara tetangga seperti Singapura, Malaysia dan Thailand tetap memiliki kelemahan disisi lain bila dibandingkan dengan Indoenesia. Salah satu kelemahan yang mereka miliki adalah demokrasi. Kita jauh lebih baik bila dibandingkan dengan Negara tetangga untuk urusan yang satu ini. Setidaknya kita lebih unggul dari dua Negara yaitu Thailand dan Malaysia.

Walaupun tidak berkorelasi secara langsung, namun demokrasi merupakan bentuk kedewasaan yang mampu menstabilkan kondisi politik dan keamanan yang tercipta di negeri ini. Di Malaysia dan Thailand, demokrasi masih belum berkembang secara baik dan Negara lebih dikendalikan dengan cara yang otoriter.

Seperti di Era 90-an dimana saat itu kita disebut sebagai “Macan Asia” di era kepemimpinan presiden Suharto. Ada kecenderungan yang sama yaitu Negara lebih mudah dikendalikan dengan pola kepemimpinan Pak Suharto tersebut. Terlebih juga dengan masalah investasi di Indonesia. Walaupun ada sejumah masalah lain yang kita nilai sebagai sebuah pelanggaran yang terjadi.

Malaysia dan Thailand tidak jauh berbeda dengan demokrasinya bila dibandingkan dengan era awal tahun 90-an di Indonesia. Walaupun sebenarnya Thailand lebih baik dibandingkan dengan Malaysia. Ada bom waktu yang bisa saja meledak bila Malaysia dan Thailand tidak segera menjadikan negaranya murni sebagai Negara Demokrasi.

Di Bumi ini, tidak ada Negara yang kebal terhadap krisis ekonomi. Bila mengacu pada keyakinan tersebut maka baik Malaysia dan Thailand juga tetap berpeluang menjadi Negara yang masuk dalam kubangan krisis. Belajar dari pengalaman Indonesia yang masuk dalam kubangan krisis, dimana saat itu terjadi revolusi besar-besaran yang terjadi di negeri ini.

Tingkat kamanan yang sangat kacau di tahun 97-an membuat masyarakat Indonesia kehilangan pekerjaan. Industri di Negara kita hancur dan itu dicatatkan sebagai sejarah kelam yang pernah terjadi di Indonesia. Kita tentunya tidak mengharapkan itu terjadi di Malaysia, walaupun sebenarnya kita bisa saja diuntungkan dengan kondisi yang tidak beruntung dari negeri tetangga.

Disaat terjadi pergeseran pemerintahan di Thailand dengan cara-cara kudeta, sejumlah Negara tetangga Thailand termasuk Indonesia di gadang-gadang mendapatkan keuntungan dengan beralihnya sejumlah investasi yang mengalir kenegara tetangga Thailand. Namun, kemungkinan krisis tersebut kecil kemungkinan terjadi bila berkaca pada peforma ekonomi kedua Negara saat ini.

Namun, seharusnya kedua Negara yang menjadi pesaing berat Indonesia dalam hal ekonomi tersebut seharusnya belajar dari pengalaman yang di alami Indonesia. Kalau dibandingkan dengan Singapura, maka kita masih kalah dalam hal investasi. Namun, Singapura justru kesulitan untuk membangun perekonomiannya karena minimnya luas lahan yang tersedia di Singapura.


Namun, kita tidak seharusnya mengharapkan kelemahan di setiap Negara tetangga terjadi, dan menganggapnya sebagai sebuah keberuntungan. Sebaiknya kita tetap fokus terhadap permasalahan yang menjadi penghambat investasi bagi perkembangan industri di Negara kita. Mengingat waktu yang semakin pendek karena MEA diberlakukan tahun 2015 mendatang. 

No comments: