Medan Bisnis, 16 Juli 2012
Tak lama lagi,
tahun 2015 sistem ekonomi negara ASEAN akan tergabung dalam Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA). Dan sejauh ini kita memiliki prestasi yang amat buruk dalam hal
investasi bila dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia,
Thailand, Singapura dan sejumlah negara ASEAN lainnya. Industri di negara kita
tidak sepenuhnya mampu bersaing bila dibandingkan dengan industri negara-negara
tetangga kita.
Terbukti,
meskipun Blackberry memiliki pangsa besar di Indonesia. Namun, pada faktanya
Indonesia tidak mampu memikat produsen Blackberry tersebut yang justru lebih
memilih membangun pabriknya di Malaysia. Dari masalah Balckberry tersebut
terlihat kita kalah menarik bila dibandingkan dengan Malaysia. Ada yang salah
tentunya dengan negara kita ini bila dibandingkan dengan Malaysia.
Yang pasti
permasalahan terkait dengan investasi di dalam negeri jauh lebih buruk bila
dibandingkan dengan investasi dari negara jiran tetangga. Kepastian hukum,
infrastruktur dan sumber daya manusia masih menjadi masalah klasik di negeri
ini yang tak kunjung mampu diselesaikan oleh pemerintahan kita. Bila melihat
indikator tersebut jelas kita jauh berbeda dibandingkan Negara tetangga, dan
kita memiliki prestasi yang jauh lebih jelek dibandingkan dengan Negara
tetangga.
Bila demikian
faktanya, maka di tahun 2015 mendatang, bila ada seorang pengusaha asal
Indonesia berniat untuk membangun sebuah industri. Maka bisa saja pengusaha
tersebut justru memilih untuk membangun industrinya di Negara tetangga
dibandingkan dengan membangun industrinya di negeri sendiri. Karena di Negara
sebelah kita di fasilitasi dengan segala bentuk kemudahan yang ditawarkan.
Konsekuensinya
adalah bahwa potensi penciptaan lapangan kerja baru justru tercipta di negeri
tetangga walaupun pencipta lapangan usaha tersebut justru datang dari
Indonesia. Bila berbicara dalam konteks pembangunan ekonomi kita tentunya kalah
bila dibandingkan dengan Negara tetangga. Namun apa yang menjadi kelebihan kita
bila dibandingkan dengan Negara tetangga kita sendiri?
Walaupun sejauh
ini Malaysia memiliki semua kebutuhan dasar yang dimiliki guna menopang
perekonomiannya. Namun sejumlah Negara tetangga seperti Singapura, Malaysia dan
Thailand tetap memiliki kelemahan disisi lain bila dibandingkan dengan
Indoenesia. Salah satu kelemahan yang mereka miliki adalah demokrasi. Kita jauh
lebih baik bila dibandingkan dengan Negara tetangga untuk urusan yang satu ini.
Setidaknya kita lebih unggul dari dua Negara yaitu Thailand dan Malaysia.
Walaupun tidak
berkorelasi secara langsung, namun demokrasi merupakan bentuk kedewasaan yang
mampu menstabilkan kondisi politik dan keamanan yang tercipta di negeri ini. Di
Malaysia dan Thailand, demokrasi masih belum berkembang secara baik dan Negara lebih
dikendalikan dengan cara yang otoriter.
Seperti di Era
90-an dimana saat itu kita disebut sebagai “Macan Asia” di era kepemimpinan
presiden Suharto. Ada kecenderungan yang sama yaitu Negara lebih mudah
dikendalikan dengan pola kepemimpinan Pak Suharto tersebut. Terlebih juga
dengan masalah investasi di Indonesia. Walaupun ada sejumah masalah lain yang
kita nilai sebagai sebuah pelanggaran yang terjadi.
Malaysia dan
Thailand tidak jauh berbeda dengan demokrasinya bila dibandingkan dengan era
awal tahun 90-an di Indonesia. Walaupun sebenarnya Thailand lebih baik
dibandingkan dengan Malaysia. Ada bom waktu yang bisa saja meledak bila
Malaysia dan Thailand tidak segera menjadikan negaranya murni sebagai Negara
Demokrasi.
Di Bumi ini,
tidak ada Negara yang kebal terhadap krisis ekonomi. Bila mengacu pada
keyakinan tersebut maka baik Malaysia dan Thailand juga tetap berpeluang
menjadi Negara yang masuk dalam kubangan krisis. Belajar dari pengalaman
Indonesia yang masuk dalam kubangan krisis, dimana saat itu terjadi revolusi
besar-besaran yang terjadi di negeri ini.
Tingkat kamanan
yang sangat kacau di tahun 97-an membuat masyarakat Indonesia kehilangan
pekerjaan. Industri di Negara kita hancur dan itu dicatatkan sebagai sejarah
kelam yang pernah terjadi di Indonesia. Kita tentunya tidak mengharapkan itu
terjadi di Malaysia, walaupun sebenarnya kita bisa saja diuntungkan dengan
kondisi yang tidak beruntung dari negeri tetangga.
Disaat terjadi
pergeseran pemerintahan di Thailand dengan cara-cara kudeta, sejumlah Negara
tetangga Thailand termasuk Indonesia di gadang-gadang mendapatkan keuntungan
dengan beralihnya sejumlah investasi yang mengalir kenegara tetangga Thailand.
Namun, kemungkinan krisis tersebut kecil kemungkinan terjadi bila berkaca pada
peforma ekonomi kedua Negara saat ini.
Namun,
seharusnya kedua Negara yang menjadi pesaing berat Indonesia dalam hal ekonomi
tersebut seharusnya belajar dari pengalaman yang di alami Indonesia. Kalau
dibandingkan dengan Singapura, maka kita masih kalah dalam hal investasi.
Namun, Singapura justru kesulitan untuk membangun perekonomiannya karena
minimnya luas lahan yang tersedia di Singapura.
Namun, kita tidak seharusnya mengharapkan kelemahan di setiap Negara tetangga terjadi, dan menganggapnya sebagai sebuah keberuntungan. Sebaiknya kita tetap fokus terhadap permasalahan yang menjadi penghambat investasi bagi perkembangan industri di Negara kita. Mengingat waktu yang semakin pendek karena MEA diberlakukan tahun 2015 mendatang.
No comments:
Post a Comment