Tuesday, May 08, 2007

Rupiah Bergerak Tanpa Sentimen

Medan Bisnis, 23 April 2007
Rupiah nyaris tidak beranjak jauh di kisaran level 9100, walaupun mempunyai kecenderungan menguat. Namun, sejauh ini penguatan Rupiah tidak signfikan dan diperkirakan akan bertahan diatas level 9050 dalam beberapa hari ke depan.

Belum adanya sentimen yang mampu menggerakan pasar seperti spekulasi mengenai arah suku bunga membuat Rupiah hanya bergerak dalam kisaran yang sangat sempit. Keadaan tersebut tentunya juga didukung oleh sejumlah faktor teknikal, dimana Rupiah sudah mendekati level support 9050.

Selain itu, IHSG yang sempat menguat secara signifikan juga diperkirakan akan bergerak sangat terbatas, dengan tetap memiliki kecenderungan menguat. Hal tersebut sangat didukung oleh kebijakan pemerintah yang diperkirakan masih akan menurunkan suku bunga walaupun tidak signifikan seperti tahun lalu.

Namun, tingginya laju inflasi di China akan berdampak buruk pada bursa di negara tersebut dan akan memberikan dampak negatif bagi lantai bursa Asia khususnya Jakarta. Permintah China diperkirakan akan terus melakukan kebijakan pengetatan moneter, guna meredam tingginya laju inflasi di negara tersebut, yang hingga saat ini masih merealisasikan inflasi 2 digit.

Sementara dari dalam negeri, walaupun diyakini BI masih akan menurunkan BI rate, namun masih simpang-siur tepatnya kapan BI akan menurunkan suku bunga. Walaupun laju inflasi masih terkendali, namun saat ini belum jaminan hal tersebut akan membuat BI menurunkan bunga Rupiah.

Sangat berbeda dari tahun lalu, dimana setiap diumumkan besarnya laju inflasi, maka dengan melakukan penilaian terhadap besarnya laju inflasi, BI pun mengambil langkah untuk menurunkan BI rate. Dan sejauh hal tersebut dilakukan, nilai tukar Rupiah juga tidak menunjukan adanya fluktuasi yang tajam.

Jadi walaupun nantinya laju inflasi selama bulan April merealisasikan angka aktual yang cukup kecil, namun BI masih akan sulit untuk menurunkan BI rate, dikarenakan masih relatif tingginya bunga US Dolar dan adanya tren kenaikan suku bunga di zona Euro.

Selama perdagangan minggu kemarin, sentimen pasar hanya tertuju pada seputar pernyataan yang dilontarkan pejabat Bank Sentral AS serta konferensi yang dilakukan menteri keuangan AS Henry Paulson di China. Seiring dengan minimnya data perekonomian yang dirilis membuat sejumlah mata uang dunia bergerak terbatas termasuk Rupiah.

Tema yang akan menjadi penggerak pasar nantinya masih akan terfokus pada melemahnya mata uang US Dolar. Meskipun ada beberapa data yang akan dirilis dari Amerika, namun data tersebut diperkirakan tidak akan berbuat banyak bagi US Dolar, dikarenakan pasar lebih tertuju pada faktor-faktor negatif US Dolar.
Ditengah minimnya sentimen seperti sekarang ini, pasar hanya mengandalkan faktor teknikal maupun carry trade. Tarik ulur dari kedua faktor tersebut berpotensi membuat pasar valuta akan sangat berfluktuasi.

Namun, bagi Rupiah hal tersebut tidaklah berpengaruh banyak. Walaupun sebenarnya faktor carry trade mampu membuat Rupiah bergerak sangat fluktuatif, akan tetapi hanya sedikit pelaku pasar yang memasukan mata uang Rupiah dalam daftar mata uang yang masuk dalam daftar transaksi carry trade.

No comments: