Monday, March 26, 2012

Peran G-20 Dalam Menyelesaikan Krisis

Medan Bisnis, 5 Maret 2012
Tidak ada yang bisa berdiam diri dan mengabaikan krisis di Eropa karena secara sistemik dampaknya akan terasa hingga ke Negara lain. Walaupun Indonesia menjadi Negara yang dinilai tahan banting dari gejolak krisis yang terjadi saat ini, namun dampak dari krisis masih akan bisa dirasakan di negeri ini, walaupun tidak akan menyeret Indonesia ke dalam jurang resesi.

Isu krisis utang di Eropa juga masih mendominasi pertemuan kelompok G-20. Dimana Indonesia menjadi salah satu anggotanya. Sejauh ini sejumlah langkah yang diambil Eropa dalam menyelesaikan krisis belum membuahkan hasil yang optimal, Krisis masih berpotensi untuk menyebar dan siap menjadi ancaman bagi Negara lain.

Negara anggota G-20 diharapkan ikut serta dalam menanggulangi krisis yang terjadi di Eropa. Terkadang permasalahan internal dari Eropa seperti sikap Jerman yang tidak sepenuhnya mau bertanggung jawab terhadap penyelamatan beberapa Negara anggota Euro menunjukan buruknya kredibilitas Euro dalam menyelesaikan permasalahan Eropa.

Seperti dalam sikap sebelumnya, Jerman melalui kanselirnya sepertinya tidak begitu yakin atau sepenuh hati dalam membantu Yunani untuk mendapatkan dana talangan baru. Sehingga, komentar yang keluar dari kanselir Jerman selalu diartikan sebagai arah dari kebijakan Negara anggota Euro meskipun sebenarnya Jerman bukanlah ketua zona euro secara resmi. Namun, Jerman merupakan Negara dengan kekuatan ekonomi terbesar dari zona euro.

Memang efektifitas dana talangan yang diberikan ke Negara enggota Euro sejauh ini masih jauh dari harapan yang diharapkan. Sedari Awal, dana bantuan yang digelontorkan tidak cukup untuk menyelesaikan permasalahan Yunani. Dana bantuan habis begitu saja untuk memenuhi operasional pemerintahan dan tidak sampai untuk memulihkan ekonomi Yunani. Sehingga masih ada kemungkinan nantinya Yunani akan meminta bantuan lagi walaupun ada semacam reformasi fiskal di Yunani.

Tantangan selanjutnya buat Angela Merkel selaku kanselir Jerman adalah karir politiknya sendiri. Kebijakan membailout Yunani tentunya akan mendapatkan resistensi yang kuat dari negaranya sehingga kecil sekali kemungkinan Jerman akan bersikap lunak terhadap keputusan Negara anggota zona euro lainnya yang lebih memilih untuk memberikan dana talangan ke Yunani.

Sikap Jerman tersebut tentunya akan menjadi penilaian buruk bagi Negara yang tergabung dalam G-20 untuk membantu zona euro keluar dari krisis. Buntutnya adalah G-20 meminta Negara zona Euro agar lebih maksimal dalam menyelesaikan krisis. Kesetiakawanan sesama Negara zona Euro benar-benar diuji. Kemakmuran memang sangat indah bila dinikmati bersama-sama, namun masa sulit (krisis) akan menguji Negara mana yang akan tetap bersama atau memilih untuk lebih bersifat egois.

Padahal pada januari tahun 1999 silam, dengan visi dan misi serta besarnya peluang Negara yang masuk dalam zona Euro menjadi sebuah kekuatan ekonomi baru sempat membuat banyak Negara di belahan dunia lain melakukan diversifikasi cadangan devisanya dengan menggunakan Euro selain mata uang US Dolar.

Kekuatan ekonomi yang terintegrasi tersebut saat ini kembali dipertanyakan. Kekuatan ekonomi yang dipersatukan ternyata tidak menjamin bahwa Negara tersebut akan kuat terhadap guncangan krisis, namun memilih untuk berpisah atau pecah kongsi tentunya menjadi pilihan yang rumit saat ini.

Sejauh ini, zona Euro akan berjalan sendiri untuk mengatasi krisis. G-20 diperkirakan belum akan memberikan kontribusi yang terhadap penyelesaian krisis. Zona euro juga dinilai belum memaksimalkan kemampuan finansialnya secara optimal untuk memerangi krisis. Hal tersebut didukung oleh beredarnya kabar bahwa ECB memiliki dana lebih dari cukup untuk memerangi krisis.

Namun, seandainya zona Euro telah maksimal nantinya namun krisis masih tetap menjangkiti. Mungkinkan G-20 akan datang sebagai penyelamat dengan membeli Obligasi zona Eruo?. Kemungkinan yang muncul terlebih dahulu adalah apakah G-20 akan sangat yakin bila bantuan yang diberikan nantinya mampu mengangkat zona euro dari krisis?. Sangat rumit dan sebaiknya jangan terlalu berharap.

No comments: