Sunday, May 04, 2008

Likuiditas Pemerintah (Defisit) Terhadap Obligasi SUN, ORI dan Pasar Keuangan

Medan Bisnis, 28 April 2008
Kebijakan pemerintah yang belum menaikan harga minyak domestik, akan mengancam perdagangan surat berharga (obigasi) khususnya obligasi yang diterbikan oleh pemerintah atau biasa disebut dengan government bond. Sejauh ini pemerintah masih mensubsidi kebutuhan minyak yang kian berimbas pada membengkaknya defisit sehingga berpotensi menimbulkan kepanikan dipasar karena akan mengurangi kepercayaan investor yang disebabkan asumsi kemungkinan gagal bayar (default).

Walaupun asumsi tersebut masih tergolong wacana, namun keprihatinan akan kenaikan harga minyak dunia tetap akan memberikan dampak psikologis bagi para pelaku pasar. Terlebih ada tren kenaikan di sejumlah harga komoditas yang lebih menguntungkan. Apabila investor mengkonversi aset dalam obligasi ke instrumen lainnya maka ada kemungkinan pemerintah akan mengalami kesulitan dalam menyediakan likuiditas (gagal bayar).

Kondisi tersebut berpotensi memicu krisis seperti yang terjadi di Amerika Serikat. Dimana ketika ada gagal bayar di sektor perumahan, maka para investor yang memegang produk turunan (sub ordinasi) dari perumahan tersebut melepaskan kepemilikannya dan beralih ke instrumen lain seperti komoditas. Sehingga dampak negatif dari peralihan tersebut adalah terjadi kenaikan yang signifikan terhadap harga komoditas dunia.

Selain itu, defisit yang kian membesar juga akan mempersulit pemerintah dalam menyediakan pembiayaan infrastruktur dan sektor riil lainnya. Karena distribusi dana APBN akan terus terkonsentrasi pada subsidi, sehingga ruang lain bagi stimulus pembangunan sektor riil akan menyempit.

Sejauh ini pemerintah juga terus memberikan kepastian yang kurang realistis, seperti tidak akan terjadi kenaikan harga minyak serta menyatakan bahwa APBN akan tetap aman hingga akhir tahun. Padahal guncangan eksternal sangat terasa guncangannya dan terus memberikan tekanan terhadap pasar keuangan nasional.

Obligasi, Saham maupun mata uang Rupiah juga belum berada pada posisi yang aman, dan diperkirakan akan terus berfluktuasi tajam selama tahun ini. Pasar obligasi diperkirakan akan mengalami gunjangan lebih serius bahkan dalam interval waktu yang cukup pendek, apabila harga minyak tidak dinaikan meski telah terjadi kenaikan luar biasa di pasar dunia.

Sejauh ini, obligasi yang diterbitkan pemerintah masih cukup diminati oleh para pemodal baik dari dalam maupun luar negeri. Karena imbal hasil yang diberikan oleh obligasi pemerintah lebih kompetitif dibandingkan obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah lain. Namun, ditengah tingginya inflasi seperti yang terjadi disaat ini, tentunya akan membuat investor berpikir ulang dan berpotensi memudarkan ketertarikannya terhadap obligasi.

Laju harga minyak dunia saat ini, terus mencoba menembus angka psikologis $120/barel. Walaupun relatif tertahan secara teknikal di level tersebut, namun belum ada yang bisa memastikan sampai kapan kondisi tersebut akan tetap bertahan. Terlebih ketegangan yang timbul di negara di kawasan asia tengah berpotensi memicu spekulasi, dan membawa harga minyak ke level yang lebih tinggi lagi.

Di Indonesia, belum terdengar kebijakan yang secara langsung akan menyelamatkan pasar keuangan domestik. Kebijakan yang diambil masih pada seputar penyelamatan ekonomi nasional (fundamental) yang terkonsentrasi pada penyelamatan APBN. Meski demikian, tindakan yang diambil pemerintah tersebut nantinya juga akan berimbas pada pasar keuangan yang sedang berfluktuasi liar.

Statement yang dikeluarkan dan terkait dengan permasalahan fundamental pemerintah belakangan juga masih menyisakan kontroversi. Meski demikian perlu dipahami bahwa statement tersebut tetap mempunyai tujuan yang baik, misalnya menyelamatkan pasar, memberikan ketenangan di masyarakat, minimalisasi wacana yang menyesatkan, memulihkan kepercayaan pemodal, membentuk citra mereka sendiri atau mungkin menceritakan keadaan sebenarnya.

Kendati demikian, statement/pernyataan bahwa harga minyak tidak akan naik, APBN akan tetap aman setidaknya akan memberikan rasa aman walaupun hanya sesaat, meskipun hanya pada saat pernyataan tersebut dilontarkan. Seiring dengan berjalannya waktu, pemerintah terus akan berusaha untuk melengkapi bukti-bukti yang bisa membuat masyarakat menerima apabila pemerintah meralat semua yang telah diucapkannya.

No comments: