Sunday, June 22, 2008

Harga Minyak di Tahun 2009

Medan Bisnis, 16 Juni 2008
Pemerintah melalui Meneg PPN/Kepala Bappenas Paskah Suzeta kembali menjamin bahwa tidak akan terjadi kenaikan harga minyak di tahun 2009. Pernyataan tersebut dilontarkan seiring dengan asumsi pemerintah bahwa harga minyak akan menjadi hal yang sangat sensitif karena bersamaan dengan pelaksanaan pemilihan umum.

Kalau selama tahun 2008, pemerintah sangat direpotkan dengan lonjakan harga minyak yang bergerak liar. Maka pada tahun 2009, kalaupun ada lonjakan harga minyak kembali, pemerintah sepertinya lebih memilih untuk membebankan pada APBN, karena agenda pemerintah masih akan terfokus pada pemilu.

Minyak memang merupakan masalah sensitif karena mampu merubah pandangan masyarakat terhadap efektifitas kinerja pemerintah yang berkuasa. Meskipun kepercayaan publik saat ini terhadap pemerintah mulai menurun, namun setidaknya tidak ada opini yang lebih buruk lagi di masa yang akan datang. Menaikkan harga minyak baru-baru ini dinilai mampu mengurangi beban APBN dan bermanfaat untuk kembali menumbuhkan kepercayaan masyarakat hingga menjelang pemilu yang akan datang.

Namun, sayangnya pemerintah hanya mematok asumsi harga minyak di level $120/barel. Padahal harga minyak mentah dunia saat ini bergerak mendekati level $140/barel. Yang lebih parah lagi asumsi tersebut juga akan dipakai pada tahun 2009. Padahal dalam tahun ini saja harga minyak tetap berpotensi untuk naik lebih tajam lagi dan bahkan ada yang berani memproyeksikan hingga ke level $200/barel.

Sehingga asumsi harga minyak pemerintah saat ini dinilai tidak realistis karena terlalu dini diputuskan. Dan tidak mempertimbangkan aspek volatilitasnya. Meskipun negara anggota OPEC berpendapat bahwa harga minyak dunia kemungkinan akan turun seiring dengan sepinya permintaan, bukan berarti bahwa harga minyak memiliki kecenderungan untuk kembali turun.
Memang pertumbuhan di AS dan Eropa saat ini menunjukan adanya pelemahan. Sehingga berpotensi menjadi pemicu sepinya permintaan akan minyak. Akan tetapi bukan berarti bahwa harga minyak tidak akan kembali naik. Minyak merupakan komoditas yang diperdagangkan, harganya bergantung pada mekanisme pasar.

Permintaan akan minyak bukan hanya disebabkan oleh faktor pertumbuhan di setiap negara. Tapi, lebih dari itu, pergerakan harga minyak juga disebabkan oleh peralihan minat investasi. Dimana para investor sangat bergantung pada investasi yang memberikan imbal hasil yang lebih baik.

Kalau saat ini, banyak negara yang mematok suku bunga cukup rendah. Maka minyak memberikan imbal hasil yang cukup baik karena menjadi komoditas yang menurut banyak pakar mulai sedikit jumlahnya (minyak bumi). Semakin sedikit maka harganyapun akan semakin mahal. Sementara, proses peralihan ke sumber energi baru seperti biofuel juga belum memberikan dampak yang cukup signifikan.

Hingga saat ini kontroversi mengenai apa penyebab kenaikan harga minyak belum terlihat dengan jelas. International Monetery Fund (IMF) juga masih terus mengkaji penyebab lonjakan harga minyak pada saat ini. Sementara itu agenda para menteri keuangan Group 8 (G8) juga masih akan mengangkat minyak menjadi topik pertemuan di Osaka Jepang.

Menghadapi permasalahan tersebut, APBN dituntut untuk lebih fleksibel terhadap volatilitas harga minyak. Asumsi pemerintah yang telah dilontarkan pada saat ini sangat tidak relevan dengan menggambarkan keadaan di masa yang akan datang. Janji yang dikeluarkan pemerintah bersifat politis dan justru akan berdampak negatif terhadap pandangan masyarakat pada umumnya.

Secara historis, pemerintah memang kurang kredibel dalam menentukan besaran harga minyak. Hampir semua asumsi tentang harga minyak meleset dan berujung pada kenaikan harga BBM. Kalaupun ada kebijakan alternatif lainnya, pemerintah justru hanya mampu memformulasikan dan mengalami kesulitan pada tahap implementasinya.

Sehingga jangan terpaku dan merasa aman dengan statement yang telah dilontarkan. karena pemerintah berasumsi pada kondisi yang terjadi saat ini. Pemerintah memprediksikan berdasarkan harga pada saat ini, bukan memprediksikan besaran harga yang terjadi di masa yang akan datang. Sehingga tidak ada jaminan bahwa harga minyak tidak akan naik di tahun 2009 nanti.

No comments: