Sunday, June 22, 2008

Rupiah Kembali Tertekan Akibat Melonjaknya Harga Minyak

Medan Bisnis, 9 Juni 2008
Bank Indonesia yang kembali menaikan suku bunga acuan atau BI rate sebesar 25 basis poin, sempat menahan mata uang Rupiah terpuruk seiring dengan melemahnya mata uang regional Asia. Keputusan tersebut diambil setelah terjadi kenaikan haraga minyak dalam negeri yang bertujuan untuk meredam laju tekanan inflasi.

Namun keputusan tersebut tidak menjadi efektif, setelah harga minyak dunia kembali menguat (naik) di harga rata-rata sebesar $128/barel. Kenaikan harga minyak tersebut dipicu oleh menguatnya mata uang Euro terhadap US Dolar. Melemahnya US Dolar sendiri terkait dengan memburuknya data perekonomian AS, serta pernyataan pejabat Bank Sentral Eropa yang akan menaikan kembali besaran suku bunga ECB (European Central Bank) pada bulan Juli mendatang.

Kebijakan ECB tersebut dimaksudkan guna meredam inflasi akibat kenaikan harga minyak dunia. Beberapa bank sentral lain seperti BOE (Bank of England) juga akan mempergunakan suku bunga tinggi guna meredam gejolak harga yang diakibatkan oleh fluktuasi harga minyak yang cukup tajam.

Mata uang Euro yang menguat cukup signifikan akibat berbagai isu dipasar keuangan diyakini akan terus menguat bahkan dalam jangka panjang. Selain dikarenakan faktor tren kenaikan suku bunga, penguatan Euro juga didukung oleh pengendalian inflasi yang cukup efektif serta pertumbuhan ekonomi di Negara kawasan eropa yang masih solid.

Apabila terus terjadi penguatan mata uang Euro, maka bisa dipastikan akan ada cukup alasan buat harga minyak untuk terus bergerak menguat. Selama penguatan itu terjadi maka akan berdampak pada peningkatan tekanan terhadap mata uang Rupiah yang memang masih rapuh apabila dilihat dari sisi fundamentalnya.

Permasalahan yang sangat mendasar dalam beberapa waktu kedepan adalah permasalahan inflasi akibat kenaikan bahan bakar. Meskipun kenaikan bahan bakar telah membuat banyak Negara melakukan efisiensi penggunaan BBM. Namun dampak dari kenaikan BBM yang telah memicu inflasi, dan membuat minyak menjadi investasi yang menggairahkan dimata para investor.

Hal tersebut memang terbukti, selama kenaikan harga minyak bulan Mei cadangan minyak di AS terus mengalami peningkatan dan sempat membuat harga minyak melemah atau turun. Namun diversifikasi investasi sepertinya lebih banyak berpengaruh bagi melonjaknya harga minyak, meskipun telah terjadi penurunan konsumsi di berbagai Negara di belahan dunia.
Hal ini juga menunjukan bahwa harga minyak sangat rentan dengan ulah spekulasi yang akan berdampak pada memburuknya kinerja mata uang Rupiah. Sehingga upaya yang dilakukan bisa saja menjadi tidak berguna terlebih apabila sudah menggunakan asumsi bahwa harga minyak akan terkendali apabila stok juga memadai.

Stok tidaklah cukup, namun kebijakan untuk tetap mempertahankan suku bunga tinggi diperkirakan mampu menahan kenaikan harga minyak yang lebih ekstrim. Negara kita yang masih membutuhkan upaya pemenuhan kebutuhan dengan mengimpor minyak akan tetap berpotensi menjadi sentimen negatif dalam jangka panjang. Pergerakan rupiah pun akan mengikuti pola pergerakan harga minyak.

Dimana apabila terjadi kenaikan harga minyak maka Rupiah akan berjalan sebaliknya. Kalaupun tidak, pergerakan Rupiah akan terus dipertahankan meskipun harus kembali menaikan harga BBM dalam negeri serta menaikan suku bunga acuan atau BI rate.

Pemasalahannya adalah sampai kapan kebijakan tersebut akan terus dijalankan. Penyelesaian permasalahan yang fundamental seperti peningkatan produksi minyak yang juga belum terealisasi. Bahkan terkesan sebagai wacana karena yang terjadi malah sebaliknya. Kebijakan Boediono sebagai Gubernur BI yang mengendalikan inflasi cukup efektif.

Namun, efek negatif dari kebijakan tersebut tetaplah ada. Jadi apabila kita melihat, kebijakan BI sepertinya akan terus menaikan suku bunga dan melakukan penyelamatan Rupiah apabila melihat ada kemungkinan kenaikan inflasi, seperti yang diakibatkan oleh kenaikan minyak baru-baru ini. Sehingga kebijakan pemerintah lebih bersifat defensive.

No comments: