Sunday, September 28, 2008

Mewaspadai Singa Yang Bersiap Untuk Bangun

Medan Bisnis, 29 September 2009

Kongres AS telah menyetujui program penyelamatan perekonomian AS sebear $700 Milyar pada sabtu malam kemarin. Program yang menghabiskan dana besar dan merupakan yang pertama tersebut akan menjadi ancaman baru bagi pergerakan pasar di luar AS. Langkah negeri paman sam tersebut sepertinya hanya menunggu tahap implementasi di lapangan dari hanya sekedar wacana serta debat seperti yang terjadi sepanjang minggu kemarin.

Apa yang akan terjadi sebenarnya adalah sentimen positif bagi nilai tukar US Dolar dan memaksa pasar lainnya untuk bergerak di teritori negatif. Dan tidak menutup kemungkinan akan berimbas pada pergerakan saham dan mata uang di negeri ini. Padahal pasar domestik kita justru memasuki masa liburan menyambut hari raya Idul Fitri.

Nancy Pelosi yang merupakan pembicara di kongres menyatakan bahwa perbedaan yang pernah terjadi sebelumnya sudah terpecahkan, sehingga kita (AS) dapat melangkah kedepan dengan sejumlah paket untuk menstabilkan pasar. Sebuah pernyataan yang tidak menunjukan isi dari paket yang akan dilakukan pemerintah AS, namun cukup memberikan sinyal bahwa program penyelamatan dari krisis finansial baru saja di mulai.

Rencana penyelamatan tersebut seharusnya memberikan kewenangan bagi Departemen Keuangan AS untuk membeli aset-aset bermasalah yang dimiliki oleh perusahaan Investasi dan Bank. Kepastian mengenai program tersebut rencananya sudah akan kelar sebelum pasar asia di buka senin pagi.

Kekhawatiran bukan hanya akan timbul dari pasar di Asia, namun pasar di London juga sudah mencium kecemasan serupa terkait dengan rencana pemerintah AS tersebut. Pasar di London diperkirakan akan bergerak dalam teritori negatif apabila pemerintah AS benar-benar merealisasikan programnya tersebut. Dan akan mengembalikan kerugian yang pernah dialami US Dolar terhadap mata uang Poundsterling.

Meskipun tetap menyisakan kontroversial mengenai efektifitas program tersebut. Namun, Presiden AS George Walker Bush telah memberikan lampu hijau bagi penyelamatan program tersebut. Melalui Tony Fratto, juru bicara kepresidenan, Bush memberikan apresiasi terhadap sejumlah langkah yang akan ditempuh untuk menyelamatkan pasar finansial serta melindungi perekonomian Amerika.

Langkah pemerintah AS tersebut juga akan memberikan dampak yang positif dan sangat luas apabila berhasil dalam tahap implementasinya. Kepercayaan pasar akan institusi keuangan setidaknya akan kembali tumbuh setelah sempat terombang-ambing sebelumnya. Daya beli yang diharapkan membaik akan menyelamatkan dunia industri dari ancaman kebangkrutan.

Pasar keuangan akan menemukan kestabilan yang baru setelah sempat bergejolak signifikan. Namun semuanya itu masih menunggu kepastian dari pemerintah AS, dan apabila programnya sudah terealisasi seharusnya akan memberikan dampak positif tidak hanya bagi Amerika namun global. Karena Amerika saat ini merupakan Negara dengan kekuatan ekonomi terbesar serta menyerap hampir ¼ PDB dunia.

Selain itu, harga komoditas yang sebelumnya telah merobek kantong pemerintah akibat tingginya harga minyak dunia, diharapkan akan terus menunjukan tren penurunan dan menstabilkan harga pangan di dalam negeri.

Semoga saja kemenangan rencana AS terhadap penyelamatan krisis finansialnya juga memberikan angin segar bagi komoditas ekspor yang dikirim ke AS dari negeri ini, dan memberikan sumbangsih bagi PDB (Produk Domestik Bruto) kita. Dan semoga saja kita terhindar dari krisis finansial yang pernah terjadi 11 tahun silam. Penulis Mengucapkan, Selamat Hari Raya Idul Fitri, Mohon Maaf Lahir dan Batin.

No comments: