Tuesday, January 31, 2012

Osama, Eropa dan Bursa Saham

Medan Bisnis, 9 Mei 2011
Kematian pimpinan Al-Qaeda sempat disambut positif oleh para pelaku pasar. Sesaat berita menabarkan bahwa Osama tewas dalam baku tembak di Pakistan, indeks bursa berjangka AS dan nilai tukar US Dolar menguat signifikan. Namun, kenaikan tersebut merupakan euphoria sesaat karena setelah semua berita mengabarkan hal yang sama, Bursa Global kembali bergerak turun seiring dengan kondisi fundamental sebenarnya.

Banyak pemimpin dunia khususnya Amerika Serikat yang mengklaim bahwa kematian Osama akan mengurangi aksi-aksi terorisme global, dan akan menambah kondusif keamanan masyarakat dunia. Dan tentunya para pelaku pasar berharap kematian Osama akan memberikan dampak positif bagi kinerja pasar keuangan. Namun, lagi-lagi kenaikan di lantai bursa hanya berlangsung sesaat. Bahkan, DJIA (Dow Jones Industrial Average) justru ditutup turun tipis dalam sesi perdaganngan pasca tewasnya Osama Bin Laden.

Sebelumnya, Aksi terorisme yang kerap terjadi di Indonesia memang mampu merubah persepsi pasar untuk tidak masuk kedalam instrument keuangan yang ada di Negara yang terkena dampak aksi terorisme tersebut. Serangkaian ledakan Bom di Indonesia seperti yang terjadi di bali dan sejumlah kawasan di Jakarta selalu menggiring IHSG dan nilai tukar Rupiah terkoreksi. Dampak negatifnya akan meluas lagi ke sektor pariwisata dimana terjadi penurunan tingkat kunjungan wisatawan.

Akan tetapi, lama kelamaan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tidak terpengaruh oleh aksi terorisme. Seperti yang terjadi ledakan bom di hotel Ritz Carlton beberapa waktu yang lalu. Ledakan tersebut hanya membuat IHSG terkoreksi sesaat. Hal serupa sepertinya terjadi saat ini, dimana kematian Osama Bin Laden hanya memberikan euphoria sesaat di lantai bursa.

Isu-isu seperti ini memang kerap mampu menggiring persepsi pasar untuk membuat keputusan yang bisa membuat investor itu sendiri merugi. Kenapa? aksi jual masif biasanya akan dimanfaatkan kembali investor untuk terus mengkoleksi saham emiten yang secara fundamental seharusnya tidak terpengaruh oleh aksi kejahatan yang disebabkan oleh teror. Sehingga pelaku pasar yang terlambat dalam menyikapinya berpeluang untuk mengalami kerugian.

Investor yang pintar selalu memiliki pertimbangan yang logis dan selalu bersandar pada fundamental ekonomi makro dan mikro. Kecuali saham emiten yang berkorelasi langsung terhadap aksi terorisme seperti emiten yang bergerak di sektor pariwisata.
Sebaiknya kita tidak menyikapi kematian Osama Bin Laden akan memberikan angin segar bagi perdagangan baik di lantai bursa maupun pasar uang. Pasar akan lebih melihat indikator ekonomi makro seperti penyelamatan beberapa Negara eropa yang sedang dilanda krisis seperti yang terjadi saat ini.

Baru-baru ini IMF dan Uni Eropa memberikan pinjaman kepada Portugal sebesar 78 Milyar Euro selama tiga tahun. Keputusan IMF dan Uni Eropa tersebut jelas membuktikan bahwa Eropa sedang dilanda kesulitan keuangan. Portugal merupakan Negara ketiga yang menerima bailout setelah sebelumnya Irlandia dan Yunani sudah di bailout terlebih dahulu.

Sudah berkahir? Belum. IMF menyatakan akan terus memantau perkembangan ekonomi Portugal dan tidak menutup kemungkinan akan diadakan bailout jilid 2 di tahun 2013 mendatang. Besaran bunga yang harus dibayar Portugal terkait dengan diterimanya sejumlah dana penyelematan ekonomi Portugal akan diputuskan dalam rapat pertengahan mei ini.

Bila mengutip pernyataan dari IMF bahwa ada kemungkinan bailout jilid 2 di tahun 2013 mendatang. Maka, jelas kalau krisis di Eropa belum bisa diselesaikan dalam kurun waku 2 tahun kedepan nanti. Dan di Amerika Serikat Sendiri belum ada tanda-tanda pemulihan yang signifikan bagi negaranya, sehingga kedepan kita masih akan dibayangi oleh krisis finansial global.

Menyikapi permasalahan yang ada, pasar keuangan di tahun 2011 ini sepertinya akan mengalami fluktuasi yang cukup tajam. Dan kita sebenarnya berada di posisi yang bisa dikatakan aman karena fundamental ekonomi kita masih cukup solid. Tetap bersandar pada fundamental yang ada. Bila ada isu diluar fundamental maka manfaatkanlah untuk mengoptimalkan nilai investasi anda.

No comments: