Tuesday, January 31, 2012

Peluang IHSG ke 4000

Medan Bisnis, 6 Mei 2011
Kontrarian, acap kali tanpa melihat sisi fundamental seorang berkeyakinan bahwa perubahan harga saham hanya dipengaruhi oleh analisa teknikal. Bagi mereka yang mempercayai bahwa harga bergerak naik atau turun hanya dipengaruhi oleh faktor teknikal biasa disebut dengan istilah kontrarian. Prinsip dasar kontrarian adalah harga bergerak dalam suatu trend, sejarah yang telah terjadi akan berulang di masa yang akan datang (history repeats itself) serta price discount everything.

Dalam prinsip yang pertama dimana harga bergerak dalam suatu trend, yang dimaksud adalah pergerakan harga selalu bergerak kalau tidak naik, turun atau mendatar (sidelines). Prinsip dasar yang kedua adalah history repeats itself, teknikal analisis mempercayai bahwa bila harga suatu saham pernah turun di level tertentu dan setelah itu naik, maka pola penurunan serupa masih akan terjadi di masa yang akan datang.

Tak ubahnya seperti perawakan manusia yang memiliki rasa sedih, senang ataupun berada pada posisi yang biasa aja. Sehebat apapun kita serta sebanyak apapun kekayaan yang kita miliki atau sejelek-jeleknya kondisi kita, tentunya semua bentuk perasaan itu pernah kita alami. Aneh bila kita terus merasa senang tanpa pernah mengalami rasa sedih sekalipun. Karena besar kemungkinan kita sedang tidak waras atau bisa dikatakan gila.

Prinsip dasar yang ketiga adalah price discount everything. Teknikal analisis mempercayai bahwa semua berita bagus ataupun jelek terhadap emiten tidak akan berpengaruh terhadap harga saham emiten tersebut bila secara teknikal pola pergerakan harga sudah mulai terbentuk. IHSG seudah beberapa kali menembus level 3800, namun IHSG selalu saja mengalami tekanan jual sehingga di level 3800 IHSG berkonsolidasi.

Secara teknikal IHSG pernah menyentuh level tertingginya di akhir tahun 2010 silam. Berarti secara teknikal posisi IHSG telah membentuk pola double top atau rekor tertinggi pernah dicapai sebelumnya, sehingga secara psikologis mempengaruhi pasar untuk melakukan aksi jual (profit taking) dan memaksa IHSG berbalik turun. Inilah biasa yang dikenal dengan istilah price discount everything.

Padahal bila melihat indikator kinerja indeks bursa global, IHSG seharusnya mampu untuk melanjutkan tren kenaikannya. Namun, secara fundamental IHSG diyakini akan terus membentuk tren naik seiring dengan membaiknya rating utang jangka panjang Indonesia, prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia maupun musim pembagian deviden menjelang semester II 2011. Sehingga level teknikal yang mengarahkan pelaku pasar bahwa IHSG sudah kemahalan(berada di garis resisten) dalam waktu dekat garis tersebut akan menjadi level support yang baru.

Sementara itu, data perkembangan ekonomi dari luar juga tidak kalah menarik. Data pengangguran di AS yang cenderung turun, proses pemulihan ekonomi dan reaktor nuklir Jepang, serta kebijakan untuk melakukan penyelematan terhadap sejumlah Negara eropa yang dilanda krisis seharusnya mampu menjadi pemicu membaiknya ekspektasi pertumbuhan ekonomi global. Terlihat dalam perdagangan beberapa minggu terakhir, bursa global masuk dalam tren naik.

Bukan hanya itu saja, kemungkinan akan terjadinya deflasi selama bulan april ini turut menyumbang bagi kenaikan harga saham emiten sektoral khususnya sektor perbankan. Ditambah lagi dengan musim pembagian deviden. Oleh karena itu, pelaku pasar tidak perlu kuatir mengenai kemana gambaran IHSG kedepan nantinya. Bila skenario profit taking berakhir, maka skenario selanjutnya adalah IHSG melaju ke level 4000.

Tentunya level 4000 merupakan estimasi jangka panjang yang menggunakan baik analisa teknikal dan fundamental. Selain itu, nilai tukar rupiah juga terus menguat dalam beberapa hari terkahir ini. Penguatan tersebut tentunya akan memberikan angin segar bagi IHSG. Biasanya penguatan Rupiah selalu diiringi dengan penguatan IHSG.

Penguatan nilai tukar rupiah jelas mengindikasikan besarnya minat asing untuk masuk ke pasar keuangan kita. Selain itu, penguatan nilai tukar Rupiah tentunya berkorelasi positif terhadap kinerja emiten yang banyak menggunakan produk impor. Oleh karena itu kenapa harus profit taking sekarang, sebaiknya saham tidak dilepass dan dipegang hingga bulan juni mendatang.

No comments: