Tuesday, January 31, 2012

Nilai Tukar, Komoditas, Suku Bunga Dan Bursa Saham

Medan Bisnis, 13 Juni 2011
Mata Uang US Dolar diperdagangkan menguat akhir pekan kemarin. US Dolar menguat terhadap hampir semua mata uang utama dunia seperti Euro, Aussie, dan Poundsterling. US Dolar kembali diburu seiring dengan memburuknya kondisi perekonomian di beberapa Negara besar termasuk Amerika Serikat itu sendiri. Hanya karena pelaku pasar masih menganggap US Dolar sebagai safe¬-heaven currency sehingga disaat kondisi ekonomi di banyak Negara memburuk, US Dolar menjadi mata uang yang paling aman untuk dipegang.

US Dollar seakan-akan menjadi primadona di saat pasar mengkhawatirkan penyelesain masalah hutang Yunani, walaupun Bank sentral Eropa telah mengeluarkan pernyataan yang optimis akan pemulihan ekonomi di zona eropa itu sendiri. Memburuknya kinerja mata uang Euro juga dipicu oleh melemahnya pertumbuhan ekonomi zona eropa serta merupakan bentuk antisipasi kemungkinan dinaikannya suku bunga di zona eropa bulan depan.

Poundsterling yang melemah diakibatkan oleh kontraksi perekonomian di Inggris. Data sektor manufaktur dan Industri yang merealisasikan data lebih buruk dari ekspektasi sebelumnya. Data tersebut menutup peluang bagi kemungkinan dinaikkannya suku bunga di Inggris. Sementara itu, Mata uang Australia atau aussie diperdagangkan turun seiring dengan terkoreksinya harga komoditas emas dunia seiring dengan penguatan mata uang US$.

Walau demikian, pelemahan pada harga komoditas emas diperkirakan tidak akan berlangsung lama. Emas menjadi alternatif investasi ditengah memburuknya krisis hutang di zona-euro serta melambatnya ekspektasi laju pertumbuhan ekonomi dunia. Seperti halnya dengan emas, harga komoditas minyak juga mengelami penurunan setelah China melaporkan data perdagangan yang mengecewakan. Hal tersebut diterjemahkan sebagai sinyal memburuknya laju pertumbuhan ekonomi dunia. Mengingat China sebagai penggerak perekonomian dunia setelah terpuruknya ekonomi AS dan Eropa.

Harga minyak kedepan lebih ditentukan oleh permintaan minyak dari AS. Karena AS merupakan Negara dengan konsumsi minyak terbesar di dunia, sehingga permintaan minyaknya mampu menjadi acuan pasar dalam memprediksi harga minyak itu sendiri. Terpisah dari Negara-negara besar yang tengah berupaya untuk menggenjot pertumbuhannya, ekonomi di Negara-negara berkembang justru tengah berperang melawan laju inflasi.

India dan China merupakan Negara yang sangat agresif menaikan suku bunga guna memerangi inflasi belakangan ini. Sementara itu, korea selatan juga menaikan suku bunganya. Tren kenaikan suku bunga ternyata tidak hanya dilakukan oleh sejumlah Negara berkembang. Bank sentral eropa (ECB) melalui gubernurnya juga mengingatkan pentingnya kebijakan uang ketat. Dimana suku bunga ECB diperkirakan akan dinaikkan awal bulan depan. Tren kenaikan suku bunga juga terjadi di Negara Rusia dan Brazil.

Terlihat Negara mana yang paling berperan setelah perekonomian AS dan Eropa terkontraksi sejak tahun 2008 silam. Negara berkembang mengambil alih pertumbuhan ekonomi dunia meskipun dapat dikatakan masih sangat rentan. Namun, akhir-akhir ini indeks bursa di sejumlah Negara di Asia terkoreksi seiring dengan memburuknya data ekonomi di beberapa Negara besar.

Indeks bursa saham yang turun dipengaruhi oleh sejumlah indikator fundamental yang jelek akhir-akhir ini. Tekanan jual terus saja terjadi walaupun ekonomi kita sebenarnya memiliki fundamental yang lebih baik. Seperti pada artikel sebelumnya dimana belum ada terlihat sentiment positif dalam waktu dekat ini.

Bila fundamental tidak lagi bersahabat dengan pelaku pasar. Maka volatilitas di bursa saham akan cenderung liar dengan pola pergerakan harga yang membentuk tren turun. Walau demikian, faktor psikologi pasar akan mengambil peranan penting dalam perubahan harga saham. Seperti menentukan dimana harga saham telah menemui titik terendah atau tertingginya. Ini biasa disebut dengan analisa teknikal. Analisa tersebut memang efektif untuk bertransaksi dalam jangka pendek, namun tren jangka panjang tetap ditentukan oleh faktor fundamentalnya.

No comments: