Medan Bisnis, 1 oktober 2012
Jepang dan China
dilanda perselisihan, Baik Beijing dan Tokyo mengklaim gugusan pulau di Laut
China Selatan. Perselisihan tersebut, walaupun belum menganggu investasi
Indonesia, namun dikhawatirkan Rupiah akan mengalami goncangan terhadap konflik
yang terjadi. Namun, benarkah Indonesia akan dirugikan secara finansial akibat
terjadinya konflik tersebut?, maka jawabannya adalah belum tentu Indonesia
benar-benar dirugikan akibat konflik tersebut.
Gelombang unjuk rasa anti-Jepang di China yang
terjadi sebelumnya membuat sejumlah investor Jepang yang ada di China
diperkirakan akan merelokasikan investasinya ke Negara lain. Indonesia tentunya
memiliki peluang untuk menjadi Negara tujuan investor Jepang di China yang
tengah dilanda perseteruan tersebut.
China memang diunggulkan dalam hal perdagangan
bila dibandingkan Jepang. Karena Jepang justru sangat bergantung pada ekonomi
Negara luar seperti China. Hal inilah yang diyakini oleh China sebagai
kekalahan jepang dalam perdagangan bila nantinya konflik China-Jepang semakin
memanas. China menilai posisinya diatas angin bila dibandingkan dengan Jepang.
Dan secara politis, perekonomian China yang sangat besar pada hari ini akan
meningkatkan posisi tawar China terhadap wilayah yang menjadi perselisihan.
Aksi demonstrasi anarkis yang sempat berlangsung
di hampir semua wilayah di China membuat sejumlah produsen mobil jepang memilih
untuk meliburkan seluruh karyawannya. Kondisi ini tentunya berpotensi memicu
aliran investasi keluar dari China. Terbukti Penanaman modal asing (PMA) di
China turun pada Agustus 2012 sebesar 1,4% dari periode yang sama tahun lalu dan
menjadi US$8,33 miliar.
Walaupun belum bisa dipastikan penurunan tersebut
dikarenakan konflik yang terjadi atau karena memang perlambatan ekonomi yang
terjadi di belahan dunia saat ini. Namun pastinya konflik yang tengah terjadi
tersebut berpotensi memicu aliran investasi keluar dari China. Termasuk
penarikan investasi oleh para pengusaha Jepang tentunya.
Hal yang menjadi fokus perhatian Dunia dan
menjadi kekhawatiran bila investasi di China justru mengganggu perekonomian
China secara keseluruhan. Mengingat China adalah motor penggerak pertumbuhan
ekonomi saat ini, maka kontraksi yang kemungkinan terjadi dari gejolak yang timbul
di China saat ini justru menekan
pertumbuhan ekonomi China.
Sehingga konflik yang bisa saja meluas tersebut
akan memangkas laju pertumbuhan ekonomi dunia. Dan tentunya akan menjadi beban
bagi penyelesaian krisis yang belum terselesaikan hingga saat ini. Itulah
kemungkinan negatif dari konflik yang terjadi antara Jepang dan China pada saat
ini.
Nah, bagaimana dengan posisi Indonesia?.
Indonesia bisa dirugikan dari konflik tersebut seperti melemahnya laju ekspor
ataupun melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap US Dolar. Namun, di sisi lain
Indonesia justru diuntungkan dengan terjadinya konflik tersebut. Mengapa?
Indonesia bisa menjadi Negara basis industri jepang yang direlokasikan dari
China. Walaupun tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Indonesia yang tetap memacu pertumbuhannya
walaupun sejumlah Negara lain tengah menghadapi krisis tentunya menjadi magnet
bagi investor asing yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia. Untuk itu
pemerintah harus segera melakukan pendekatan-pendekatan secara diplomatis
terhadap pemerintah Jepang.
Dan pemerintah harus segera menyelesaikan
masalah-masalah yang menjadi penghambat inevstasi di negeri ini. Pemerintah
bisa menawarkan kemudahan investasi baik melalui keringanan pajak maupun ikut
melibatkan Jepang dalam mega proyek pembangunan infrastruktur di Indonesia.
No comments:
Post a Comment