Tuesday, December 04, 2012

Peluang Indonesia Di Tengah Konflik China-Jepang

Medan Bisnis, 1 oktober 2012

Jepang dan China dilanda perselisihan, Baik Beijing dan Tokyo mengklaim gugusan pulau di Laut China Selatan. Perselisihan tersebut, walaupun belum menganggu investasi Indonesia, namun dikhawatirkan Rupiah akan mengalami goncangan terhadap konflik yang terjadi. Namun, benarkah Indonesia akan dirugikan secara finansial akibat terjadinya konflik tersebut?, maka jawabannya adalah belum tentu Indonesia benar-benar dirugikan akibat konflik tersebut.

Gelombang unjuk rasa anti-Jepang di China yang terjadi sebelumnya membuat sejumlah investor Jepang yang ada di China diperkirakan akan merelokasikan investasinya ke Negara lain. Indonesia tentunya memiliki peluang untuk menjadi Negara tujuan investor Jepang di China yang tengah dilanda perseteruan tersebut.

China memang diunggulkan dalam hal perdagangan bila dibandingkan Jepang. Karena Jepang justru sangat bergantung pada ekonomi Negara luar seperti China. Hal inilah yang diyakini oleh China sebagai kekalahan jepang dalam perdagangan bila nantinya konflik China-Jepang semakin memanas. China menilai posisinya diatas angin bila dibandingkan dengan Jepang. Dan secara politis, perekonomian China yang sangat besar pada hari ini akan meningkatkan posisi tawar China terhadap wilayah yang menjadi perselisihan.

Aksi demonstrasi anarkis yang sempat berlangsung di hampir semua wilayah di China membuat sejumlah produsen mobil jepang memilih untuk meliburkan seluruh karyawannya. Kondisi ini tentunya berpotensi memicu aliran investasi keluar dari China. Terbukti Penanaman modal asing (PMA) di China turun pada Agustus 2012 sebesar 1,4% dari periode yang sama tahun lalu dan menjadi US$8,33 miliar.

Walaupun belum bisa dipastikan penurunan tersebut dikarenakan konflik yang terjadi atau karena memang perlambatan ekonomi yang terjadi di belahan dunia saat ini. Namun pastinya konflik yang tengah terjadi tersebut berpotensi memicu aliran investasi keluar dari China. Termasuk penarikan investasi oleh para pengusaha Jepang tentunya.

Hal yang menjadi fokus perhatian Dunia dan menjadi kekhawatiran bila investasi di China justru mengganggu perekonomian China secara keseluruhan. Mengingat China adalah motor penggerak pertumbuhan ekonomi saat ini, maka kontraksi yang kemungkinan terjadi dari gejolak yang timbul di China saat ini  justru menekan pertumbuhan ekonomi China.

Sehingga konflik yang bisa saja meluas tersebut akan memangkas laju pertumbuhan ekonomi dunia. Dan tentunya akan menjadi beban bagi penyelesaian krisis yang belum terselesaikan hingga saat ini. Itulah kemungkinan negatif dari konflik yang terjadi antara Jepang dan China pada saat ini.

Nah, bagaimana dengan posisi Indonesia?. Indonesia bisa dirugikan dari konflik tersebut seperti melemahnya laju ekspor ataupun melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap US Dolar. Namun, di sisi lain Indonesia justru diuntungkan dengan terjadinya konflik tersebut. Mengapa? Indonesia bisa menjadi Negara basis industri jepang yang direlokasikan dari China. Walaupun tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Indonesia yang tetap memacu pertumbuhannya walaupun sejumlah Negara lain tengah menghadapi krisis tentunya menjadi magnet bagi investor asing yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia. Untuk itu pemerintah harus segera melakukan pendekatan-pendekatan secara diplomatis terhadap pemerintah Jepang.

Dan pemerintah harus segera menyelesaikan masalah-masalah yang menjadi penghambat inevstasi di negeri ini. Pemerintah bisa menawarkan kemudahan investasi baik melalui keringanan pajak maupun ikut melibatkan Jepang dalam mega proyek pembangunan infrastruktur di Indonesia.

Kita harus mampu melihat peluang ditengah krisis yang terjadi di Negara luar. Indonesia harus bias menjadi Negara yang lebih menarik dalam hal investasi dan kita harus mampu mengimbangi dan memperbaiki saya saing kita khususnya terhadap Negara yang selalu menjadi pesaing dalam hal investasi seperti Thailand, Malaysia maupun Vietnam.

No comments: