Wednesday, February 01, 2012

Ada Banyak Jalan Keluar Dari Krisis

Medan Bisnis, 17 Oktober 2011
Di temgah ketidakpastian pemulihan ekonomi, umumnya Perbankan yang ada dalam suatu Negara berpeluang mengalami krisis likuiditas. Kepercayaan menjadi modal utama perbankan dalam menyerap dana dari masyarakat. Bagaimana bila perbankan tersebut berada dalam kondisi yang tidak beruntung seperti yang terjadi pada umumnya perbankan di eropa?. Tentunya akan ada banyak orang yang berhati-hati menyimpan uangnya.

Bank ibarat jantung yang memompa darah ke seluruh tubuh. Dan uang menjadi alat penting dalam memutar roda perekonomian. Perbankan di eropa akhir-akhir ini mendapatkan gagasan baru untuk menyelamatkan Bank dari krisis likuiditas. Karena sejauh ini likuidtas jangka panjang justru mengering bila dibandingkan dengan likuiditas yang tersedia untuk jangka pendek.

The European Financial Stability Facility (EFSF) atau Fasilitas Stabilitas Keuangan Eropa awalnya di gadang-gadangkan sebagai ide dalam penyelamatan krisis di Eropa. Namun, EFSF dikabarkan memiliki keterbatasan dana untuk menyelamatkan perbankan di Eropa.

Program pokok dari EFSF itu sendiri adalah menyuntikan modal ke Negara yang tengah mengalami masalah likuiditas. EFSF awalnya terbentuk pada tanggal 9 Mei 2010 yang diprakarsai oleh Negara-negara anggota Euro. EFSF memiliki dana sebanyak 440 Milyar Euro yang dapat dipinjamkan dan harus melalui proses negosiasi anatara Komisi Eropa melalui perantara Bank Sentral Eropa dan IMF (International Monetery Fund) untuk selanjutnya disetujui oleh grup Euro (eurogrup) itu sendiri.

Hanya saja, dana yang dimiliki EFSF tersebut diperkirakan tidak mampu untuk menyelamatkan eropa dari krisis. Pertemuan Negara G-20 akhir minggu kemarin belum menghasilkan langkah konkrit dalam menyelesaikan masalah krisis di Eropa. Hanya saja sejumlah pemimpin Negara dengan ekonomi kuat seperti Jerman dan Perancis telah menyepakati untuk merekapitalisasi Perbankan bermasalah di Eropa.

Selain itu, Presiden Komisi Eropa Baroso dikabarkan juga tengah mengupayakan langkah serupa untuk menyelamatkan eropa dari krisis. Keterbatasan EFSF direncankan akan diperbesar dengan meminta IMF sebagai kreditur baru. Peran IMF juga direncanakan akan diperbesar dengan memberikan kelulasaan lembaga tersebut dalam menggalang dana sendiri.

Salah satunya IMF diarahkan untuk menerbitkan obligasi. IMF akan berperan penting dalam penyelesaian masalah di Eropa di tengah keterbatasan dana. Selain itu, sejumlah Bank Sentral di Eropa juga diminta untuk terus terlibat penggalangan dana untuk menyelamatkan krisis di Eropa.

Semua langkah yang ditempuh tersebut diatas merupakan bentuk usaha yang patut diapresiasi. Namun, benarkah langkah yang akan diambil tersebut tepat di saat seperti ini. Meskipun spekulasi dari peran IMF dan EFSF mampu meredam krisis, namun sepertinya hal tersebut hanya akan menambah beban hutang baru bagi Negara yang membutuhkan likuiditas.

Bila saat ini fokus utama yang diselamatkan adalah Yunani, maka langkah yang sangat mungkin dilakukan oleh Yunani adalah dengan melakukan sejumlah pengetatan pengeluaran. Bila mengharapkan sejumlah bantuan likuiditas, maka itu akan berdampak dalam jangka pendek dan tetap akan menyisakan permasalahan dalam jangka panjang.

No comments: