Wednesday, February 01, 2012

Tahun 2012 Kiamat Akan Terjadi

Medan Bisnis, 3 Oktober 2011
Tentunya kita masih ingat film 2012, bencana besar diramalkan terjadi pada tanggal 21 12 2012. Ramalan tentang kiamat tersebut bermula dari ramalan kalender suku Maya kuno dimana Bumi akan hancur melalui gempa dahsyat yang meluluhlantakan bumi. Orang rela antri panjang untuk menonton film ini sebelumnya termasuk juga penulis.

Terlepas dari film tersebut, “kiamat” dalam versi saya yaitu masuknya perekonomian global kedalam jurang resesi dan berada di titik nadir seperti yang banyak digambarkan dalam siklus pertumbuhan ekonomi dalam sistem kapitalis. Ketidakpastian dalam proses pemulihan seperti yang terjadi saat ini akan memberikan dampak negatif yang lebih luas dan bisa berdampak signifikan terhadap guncangan ekonomi pada tahun 2012 mendatang.

Saat ini perekonomian Yunani berpotensi masuk kedalam kategori gagal bayar. Dan tentunya akan berdampak pada Negara-negara lain di kawasan eropa. Selain itu, upaya pemerintah Yunani mencegah gagal bayar surat utangnya dinilai tidak berpengaruh signifikan. Kebijakan pemulihan ekonomi, seperti langkah restrukturisasi utang dan penghematan juga dinilai tidak efektif.

Efek domino dari ketidakpastian tersebut akan berdampak pada Negara lain termasuk Negara di kawasan Asia. Pasar keuangan yang terintegrasi memberikan kepastian bahwa segala kemungkinan buruk bisa saja terjadi. Dan tentunya pasar keuangan yang akan mengalami guncangan terlebih dahulu.

Bila berkaca pada tahun 2008, krisis sangat didominasi oleh sektor perbankan yang kolaps akibat kredit macet sektor perumahan. Proses penyelesaian yang tak kunjung membuahkan hasil serta diiringi dengan fundamental ekonomi yang sangat lemah, akhirnya saat ini krisis tersebut menjadi permasalahan akut bagi banyak Negara. Banyak Bank di Eropa dan Amerika dipangkas peringkatnya, disusul dengan dipangkasnya peringkat utang sejumlah Negara di Eropa dan di Amerika sendiri.

Situasi genting ini direspon oleh sejumlah petinggi Negara maju dengan banyak melakukan intervensi pasar sepanjang dibutuhkan. Kondisi tersebut diperparah dengan ruang gerak sejumah bank sentral seperti Eropa dan Amerika yang semakim terbatas. IMF sendiri bahkan dinilai gagal melakukan penyelamatan ekonomi Yunani.

Amerika Serikat yang sebelumnya menjadi Negara adidaya sudah mulai luntur perannya dalam percaturan ekonomi dunia. Terlebih setelah AS diturunkan peringkat hutangnya. Harapan terakhir ada di Bank Sentral AS yang berencana mengeluarkan Quantitative Easing jilid 3 (QE3). Namun, lagi-lagi harapan itu sirna manakala gubernur Bank Sentral AS menyatakan tidak akan ada QE3, dan tengah mengupayakan “jurus” lain dalam mengatasi krisis, namun belum jelas seperti apa pastinya.

Kalaupun ada QE3, bisa diramalkan bahwa stimulus tersebut hanya menyambung hidup sementara . Artinya QE3 hanya merupakan upaya pencegahan dan memperlambat proses penyebaran krisis. Implikasi dari krisis yang terjadi saat ini diperkirakan juga akan memberikan konsekuensi politik yang serius.

Saat ini, banyak lembaga keuangan dunia terus memberikan uangkapan pesimistis terhadap pemulihan krisis yang terjadi di Negara-negara maju seperti saat ini. Mengingat tenggang waktu yang semakin dekat bagi Negara-negara besar untuk mengambil tindakan penyelamatan atau menerima konsekuensi sebagai Negara yang gagal bayar.

Saat ini, Eropa Jepang da Amerika tengah terjebak dalam keputusan sulit. Dan apabila melihat sejumlah langkah yang akan diambil, kesimpulannya adalah sehebat apapun langkah tersebut tidak akan berdampak signifikan terhadap proses pemulihan. 2012 akan menjadi tahun yang sangat berat bagi Negara-negara maju, dan sekaligus menjadi tahun yang “memaksa” sejumlah Negara tersebut menata ekonominya kembali.

No comments: