Wednesday, February 16, 2011

Analisa Fundamental Saham Perbankan

Medan Bisnis, 4 Oktober 2010
Menganalisa laporan keuangan perusahaan merupakan salah satu cara yang digunakan dalam Analisa fundamental. Banyak investor yang menggunakan analisa fundamental untuk memperkirakan pergerakan harga saham dalam jangka waktu panjang. Untuk saham berbasis perbankan beberapa indikator rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja antara lain PER (rasio antara harga saham dan pendapatannya), CAR (rasio kecukupan modal), ROA (rasio antara asset dan pendapatan) dan LDR (rasio antara simpanan dan pinjaman). Meskipun masih ada beberapa rasio keuangan lainnya.

CAR digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan permodalan bank dalam mengantisipasi penurunan aktiva. Pada dasarnya semakin tinggi CAR maka akan semakin tinggi pula harga saham karena bank yang mempunyai CAR yang tinggi berarti bank tersebut mempunyai modal yang cukup untuk melakukan kegiatan usahanya dan cukup pula menanggung resiko apabila bank tersebut dilikuidasi. Semakin tinggi CAR juga dapat menggambarkan bahwa bank tersebut semakin solvabel.

Dengan modal yang cukup maka suatu bank akan dapat membiayai produk jasanya yang banyak, selain itu CAR yang besar sama dengan modal yang besar dan aktiva berisiko rendah. Hal yang pokok adalah dengan CAR yang tinggi, risiko dalam berinvestasi rendah. Hal seperti itulah yang akan mendorong para investor memilih membeli saham tersebut. Dan tentunya akan diikuti dengan kenaikan harga saham.

Karena prediksi harga saham dilakukan dengan mempertimbangkan proyeksi prestasi perusahaan dimasa depan. Kondisi fundamental mencerminkan kinerja variabel-variabel keuangan yang dianggap mendasar atau penting dalam perubahan harga saham. Para penganut analisis fundamental berkeyakinan semakin bagus kinerja perusahaan nantinya maka harga saham yang diharapkan juga semakin bagus. Dan dalam beberapa riset ternyata ROA tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan perbankan yang ditransaksikan di BEI.

Dalam beberapa penelitian yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa LDR berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Karena LDR mencerminkan kegiatan usaha atau operasi sehari-hari perbankan. Bagaimana operasinya dibiayai, apakah lebih banyak dari hutang atau modal perusahaan. Investor akan lebih memilih bank-bank yang mampu membiayai operasinya dengan modal atau apabila dibiayai dengan hutang, maka bank tersebut harus bisa mengembalikannya dengan asset yang dimiliki.

Selain itu, investor tidak perlu mengkhawatirkan anggapan akan turunnya penilaian kinerja keuangan bank yang diakibatkan oleh besarnya pengeluaran atau yang disebut pula beban operasional ini. Karena besarnya beban operasional tersebut tidak terlalu berpengaruh terhadap perubahan harga saham. Asalkan beban operasional tersebut tidak menimbulkan kerugian atau bank masih memiliki laba kotor yang cukup memadai, harga saham masih berpeluang naik.

Sementara itu, NPM (keuntungan bersih) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan perbankan. Karena keuntugan perusahaan tersebut harus diterjemahkan dalam bentuk rasio keuangan yang lain yang biasanya menggunakan rasio keuangan bernama PER (Price earning Rasio) atau biasa disebut rasio harga saham dengan laba per sahamnya.

Jika bank memiliki laba bersih dengan perbandingan yang besar terhadap pendapatan operasionalnya, harga sahamnya cenderung menurun di bursa. perubahan inipun tidaklah signifikan mengingat adanya faktor lain yang akan diperhatikan terlebih dulu oleh investor sebelum melakukan transaksi. Untuk menyiasati keadaan ini, manajemen bank sebaiknya memanfaatkan laba bersihnya untuk melakukan ekspansi kredit. Dalam menetapkan kebijakan maka bank perlu mempertimbangkan unsur kecukupan modal, kualitas aktiva produktif dan penyaluran kredit. Jadi dapat dikatakan bahwa untuk meningkatkan nilai perusahaannya di BEI, maka bank perlu memfokuskan kebijakan pada kecukupan capital, kualitas Assets, dan fungsi intermediasinya.

No comments: