Wednesday, February 16, 2011

Menanti Kebijakan The FED

Medan Bisnis, 1 November 2010
Tidak seperti biasanya, bursa wall street di AS ditutup sideways, padahal konsesus data yang dikeluarkan oleh AS menunjukan perubhan yang positif. Hanya saja, mengingat potensi akan kebijakan moneter yang lebih lunak di minggu depan sepertinya pelaku pasar lebih memilih wait & see. The FED diperkirakan akan menempuh kebijakan yang lebih longgar guna menopang perekonomian AS.

Selama sesi perdagangan akhir minggu kemarin, perdagangan berlangsung dengan volume yang minimum sebagai bentuk antisipasi segala kebijakan yang muncul di minggu depan. Data PDB AS yang belum mampu merealisasikan angka di atas prediksi pasar membuat pasar bingung dan berspekulasi akan kemungkinan kebijakan the FED di minggu depan.

Selain itu, kondisi politik AS yang semakin menghangat menjelang pemilihan umum juga menyita perhatian para investor. Kubu demokrat yang telah mengusung Barack Obama menjadi presiden AS dikalahkan oleh kubu republik berdasarkan hasil jajak pendapat. Jika jajak pendapat tersebut benar-benar menggambarkan parlemen AS nantinya, maka parlemen akan lebih banyak diisi oleh orang-orang dari kubu republik. Yang secara politis akan mempengaruhi kebijakan Presiden Barack Obama dalam membuat keputusan nantinya.

Di sisi lain, Bursa Eropa justru menutup perdagangan bulan ini dengan ditutup menguat. Penguatan tersebut sekaligus melanjutkan penguatan yang pernah terjadi sebulan sebelumnya. Sentimen data PDB AS serta akan kemungkinan AS menerapkan kebijakan yang lebih longgar pada rapat minggu depan. Meskipun pada dasarnya masih ada kemungkinan lain yang bisa saja muncul.

Sementara itu mata uang US$ diperdagangkan melemah terhadap mata uang lainnya terkait dengan dengan ketidakpastian kebijakan moneter yang akan diambil oleh Amerika Serikat. US$ terkoreksi terhadap mata uang Yen Jepang. Disisi lain Euro justru terkoreksi sepanjang bulan ini. Padahal di bulan sebelumnya Euro sempat mencatatkan kenaikan sebesar 7.5 percent. Pelemhan Euro dalam seminggu terkahir sekaligus merupakan kinerja pekan terburuk sejak pertengahan September lalu.

Pada perdagangan akhir bulan kemarin, volatilitas transaksi perdagangan meningkat karena pasar mencoba mencerna segala kemungkinan apa yang akan terjadi setelah dirilisnya data perekonomian AS. Dan sekali lagi, pasar ditempatkan tepat “dipersimpangan” yang sangat membingungkan.

Sejauh ini, bursa Dow jones sangat bersahabat menjelang awal bulan baru, setidaknya kenaikan Dow Jones terjadi dalam selama delapan bulan berturut-turut. Namun, saatnya kita berpikir mengenai data yang kemungkinan dirilis di akhir tahun. Data mengenai konsumen, percaya kah kita bahwa rakyat AS percaya diri untuk berbelanja di akhir tahun.

Bila AS menerapkan kebijakan suku bunga yang lebih longgar, tentunya pasar keuangan kita akan mengalami crash. Meski demikian selisih tingkat suku bunga kita yang masih relative lebar dengan bunga di AS menjadi penahan akan kemungkinan reversal (pembalikan dana ke luar). Selain itu, fundamental ekonomi Negara kita yang cukup colid masih menjadi katalis pasar keuangan kita menguat dalam jangka panjang.

No comments: