Sunday, February 13, 2011

Jangan Lengah Saat Piala Dunia

Medan Bisnis, 21 Juni 2010
Transaksi di lantai bursa boleh saja menipis dari hari kejari seiring dengan perhelatan akbar piala dunia. Sebelum piala dunia di gelar, tepatnya satu pekan sebelum di mulai indeks mulai bergerak dengan tren yang turun. Namun, setelah perhelatan akbar tersebut dimulai indeks harga saham gabung terus merangkak naik.

Sebelum piala dunia dimulai, indeks bursa di amerika pernah diperdagangkan di bawah level 10.000. Namun, setelah itu indeks bursa dow jones perlahan tapi pasti merangkak naik dan membuat indeks bursa lain turut terangkat ke atas. Pada saat semua mata tertuju pada ajang sepak bola piala dunia, Yunani, Portugal dan Spanyol mulai berbenah terhadap perekonomian yang saat ini sedang di landa krisis.

Saya pikir kita harus tetap memantau perkembangan seputar dunia keuangan yang terakhir. Jangan sampai kita ketinggalan kereta dan baru menyadari bahwa indeks ternyata sudah menembus 3000 karena kita tanpa sadar terfokus pada ajang piala dunia. Lihat saja indeks harga saham gabungan yang saat ini sudah mendekati level 2900. sadar atau tidak, IHSG mencoba membuat rekor tertinggi yang baru.

Perlahan tapi pasti, itulah ungkapan yang pas untuk kinerja IHSG. Investor asing kembali membeli saham-saham yang dinilai masih murah. Selama perhelatan piala dunia IHSG terus membukukan kenaikan yang ternyata lebih besar dari kenaikan indeks bursa regional maupun global. Di saat Hang Seng maupun Nikkei bergerak naik dikisaran nol koma sekian persen, IHSG bergerak diatas itu yakni naik dikisaran 1 Persen.

Meskipun kenaikan IHSG tidak sepenuhnya didukung oleh volume transaksi yang besar. Hal ini menunjukan bahwa ada yang mencoba mencuri kesempatan di saat semua orang lengah. Kelengahan tersebut bisa saja datang dari para analis yang menyatakan bahwa indeks selama piala dunia bergerak dengan kecenderungan turun. Atau bisa saja karena pelaku dipasar modal lebih mengikuti turnamen dalam ajang piala dunia dari pada perkembangan di dunia keuangan.

Ataupun ada alasan lain yang lebih bisa menjelaskan mengapa pasar yang bisa dibilang memasuki tren bullish saat ini, meskipun tidak dibarengi dengan volume transaksi yang besar. Historis mungkin bisa saja membuat fakta sedemikian rupa sehingga kita mempercayai bahwa yang pernah terjadi di masa lalu akan kembali terulang di masa yang akan datang.

Namun, faktor fundamental selalu mengungkapkan fakta yang tidak pernah bohong. Fundamental selalu membawa kita pada kenyataan yang sulit untuk dipungkiri. Fundamental itu bisa datang dari ekspektasi terhadap perekonomian di masa yang akan datang ataupun kinerja perusahaan yang memang masih sangat prospektif nantinya.

Fundamental, itulah ungkapan yang pas untuk menjelaskan kenapa bursa kita tetap naik walaupun banyak yang bilang akan turun di saat piala dunia. Lebih dari itu, disaat pemerintah menaikan traif dasar listrik (TDL), namun IHSG masih saja tetap melaju meskipun ada ancaman inflasi. Ini bukti bahwa fundamental ekonomi kita masih tetap solid nantinya.

Inflasi yang tercipta setelah kenaikan TDL memang akan menciptakan lonjakan inflasi. Meski demikian kejutan inflasi tersebut hanya terjadi sesaat, tidak akan membuat tekanan inflasi dalam jangka yang panjang. Karena ada indikator ekonomi lain yang akan membaik nantinya seiring dengan pengurangan subsidi pemerintah, salah satunya adalah cadangan devisa.

Meskipun kita belum sepenuhnya terlepas dari krisis. Namun jangan dilupakan kalau semua negara yang terkena krisis tengah bersusah payah mengatasinya, dan progress nya kian membuat pasar optimis. Kalau anda optimis bahwa negara jagoan anda akan menang dalam piala dunia, saya optimis IHSG akan terus membentuk tren bullish meskipun negara jagoan saya kalah dalam piala dunia.

No comments: