Wednesday, February 16, 2011

Ramadhan Inflasi Dan Kemiskinan

Medan Bisnis, 30 Agustus 2010
Kemiskinan merupakan masalah yang paling mendesak untuk segera ditanggulangi saat ini. Kemiskinan belum pernah hilang dari dunia ini. Di Indonesia jumlah orang miskin tidak banyak berkurang dalam tiga puluh tahun terakhir. Masih dikisaran 40 juta jiwa masyarakat miskin di Indonesia.

Sementara itu, penerapan kebijakan moneter oleh pemerintah merupakan instrument keuangan modern sebagai salah satu cara untuk mengentaskan kemiskinan. Kebijakan moneter memiliki peran strategis dalam mengentaskan kemiskinan. Kebijakan suku bunga oleh Bank Indonesia (BI Rate) secara krusial turut menentukan kondisi perekonomian nasional.

Meski demikian kebijakan moneter yang mengedepankan pengendalian suku bunga memiliki dampak yang berbeda bila dilihat dari jangka waktu (panjang/pendek) terhadap golongan miskin. Seperti kebijakan moneter yang ekspansif yang lebih bersifat menambah laju pertumbuhan akan memberikan dampak positif terhadap perbaikan kondisi golongan miskin dalam jangka pendek.

Sementara itu, kebijakan moneter yang lebih bersifat hati-hati (prudent) dengan mengendalikan inflasi agar tetap rendah serta pertumbuhan ekonomi yang stabil akan berkorelasi positif terhadap perbaikan ekonomi golongan miskin dalam jangka panjang.
Pada dasarnya tingkat kemiskinan akan berkurang apabila tingkat pengangguran berkurang. Dan hubungan tersebut bisa dilakukan dengan kebijakan moneter yang lebih longgar (suku bunga rendah). Meskipun akan timbul inflasi karena kebijakan moneter longgar, namun inflasi tersebut akan menurunkan jumlah golongan miskin dalam jangka waktu pendek.

Seperti di Bulan suci ramadhan ini. Aktifitas ekonomi masyarakat kita yang lebih banyak mengkonsumsi jelas berdampak pada tingginya laju inflasi. Namun, disaat itu juga perputaran uang semakin besar sehingga jumlah permintaan meningkat dan menciptakan jumlah permintaan tenaga kerja sehingga mengurangi tingkat pengangguran dan golongan miskin.

Akan tetapi, kondisi tersebut akan menambah laju tekanan inflasi sehingga berdampak pada kebijakan moneter yang lebih ketat. Yang berujung pada meningkatnya suku bunga acuan dan berdampak pada semakin mengecilnya kemampuan ekonomi dalam menyerap tenaga kerja baru serta mengurangi pengangguran.

Laju inflasi yang tidak terkendali dan bergerak liar tentunya akan meningkatkan resiko ekonomi yang besar pula. Dan hari-hari yang paling besar memberikan kontribusi terhadap inflasi salah satunya adalah hari-hari di bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Dimana inflasi selalu berada dalam puncak tertinggi dalam kurun waktu setahun.

Sepanjang sejarah Indonesia, kemiskinan selalu menjadi masalah fenomenal. Kemiskinan selalu identik dengan ketidak mampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan yang paling mendasar. Kemiskinan dapat berupa kelaparan, ketiadaan rumah, tidak dapat berobat, tidak punya pekerjaan, tidak bisa bersekolah. Ada kekhawatiran pada golongan miskin dalam menatap masa depan, karena kemampuannya hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup hari ini saja.

Kemiskinan itu memiliki seribu wajah, berubah dari waktu ke waktu. Namun yang pasti kemiskinan merupakan situasi dimana seseorang butuh ditolong atau diselamatkan. Kemiskinan merupakan masalah dalam pembangunan yang bersifat multidimensional. Yang berkaitan dengan aspek social, ekonomi, budaya dan aspek lainnya (sumodiningrat, 1998:26).

Oleh karena itu, dari sisi moneter, kebijakan yang lebih mengutamakan pengendalian inflasi serta dapat menjaga stabilitas pertumbuhan merupakan kebijakan yang tepat untuk pengentasan kemiskinan dalam jangka panjang. Dan untuk menambah daya beli masyarakat golongan miskin, bertepatan dengan bulan ramdhan umat muslim dapat menggunakan zakat sebagai salah satu instrumen untuk mengurangi ketidakmampuan golongan miskin.

No comments: