Wednesday, February 16, 2011

Pemulihan Setelah Letusan Gunung Merapi

Medan Bisnis, 22 Novermber 2010
Aktifitas merapi dalam hampir satu bulan terakhir telah melumpuhkan aktifitas perekonomian di wilayah sekitar merapi. Meskipun aktifitas merapi tersebut secara keseluruhan tidak mengganggu ekonomi nasional seperti mempengaruhi kinerja nilai tukar Rupiah dan IHSG. Namun, perbankan dan lembaga keuangan non bank yang sebelumnya aktif menjadi bagian dari aktifitas masyarakat disana, mulai memikirkan cara untuk mencari jalan keluar terhadap kredit yang sempat dikucurkan sebelumnya.

Potensi kredit macet pastilah sangat besar seiring dengan dampak negatif dari erupsi gunung merapi. Menurut lembaga pembiayaan, total dana kredit yang dikucurkan ke kawasan sekitar gunung merapi hanya 5% dari total dana yang dikucurkan dalam skala nasional. Besarkah jumlah tersebut? Relatif. Namun, bila ada lembaga keuangan Bank dan Non Bank atau koperasi yang bertumbuh kembang disekitar merapi, dan sepenuhnya mengandalkan masyarakat yang ada disekitar lereng, pastilah dampaknya akan sangat signifikan.

Setelah letusan gunung merapi, masyarakat disekitar lereng merapi masih akan menghadapi berbagai persoalan seperti adaptasi lingkungan baru, mencari sumber penghasilan sementara, memperbaiki tempat tinggal dan masih banyak lagi tentunya. Proses pemulihan tersebut tentunya membutuhkan dana yang tidak sedikit untuk merubah keadaan yang terlanjur porak poranda diterpa bencana alam.

Jumlah pengangguran akan meningkat seiring dengan belum tersedianya lahan pertanian dan perkebunan yang menjadi andalan masyarakat disekitar lereng merapi. Untuk itu, campur tangan pemerintah pusat dan daerah masih sangat dibutuhkan untuk memulai proses rekonstruksi hingga selesai. Dukungan dari lembaga keuangan juga sangat diharapkan untuk kembali memulihkan perekonomian masyarakat disana.

Kalau kerusakan infrastruktur (seperti rumah, jalan maupun fasilitas umum lainnya) yang rusak diakibatkan oleh bencana alam, mungkin akan menyerap tenaga kerja selama melakukan rekonstruksi terhadap infrastruktur yang rusak tersebut. Sehingga dalam jangka pendek bisa mengurangi jumlah pengangguran yang terjadi disana. Namun, masalah yang lebih besar adalah bagaimana memperbaiki kondisi lahan pertanian/perkebunan yang diperkirakan membutuhkan waktu 2 tahun baru dapat digunakan sejak terjadinya letusan gunung merapi.

Kalau mengandalkan perbankan, proses intermediasi perbankan juga tetap mengalami kesulitan paska letusan gunung merapi tersebut. Sehingga dibutuhkan campur tangan pemerintah dalam mencari sumber pendapatan bagi masyarakat disana. Jangan sampai ada eksodus besar-besaran masyarakat yang tinggal disekitar lereng hingga pindah kedaerah lain untuk mencari sumber penghasilan alternatif sambil menunggu pulihnya lahan pertanian dan perkebunan.

Oleh karena itu pemerintah perlu melakukan pertimbangan agar masyarakat disekitar merapi mendapat bantuan kredit sebagai salah satu jalan keluarnya. Dunia perbankan yang pastinya menghadapi permasalahan kredit macet masyarakat di lereng merapi, dapat diyakinkan kembali agar mau meningkatkan penyaluran kreditnya. Beberapa langkah yang dapat dilakukan yaitu menyediakan informasi usaha yang prosfektif, komitmen dengan pemerintah daerah hingga diterbitkannya peraturan daerah (PERDA) yang mendorong usaha.

Hal yang paling utama adalah kebijakan perbankan khususnya Bank Indonesia tidak menaikkan suku bunga (BI Rate). Bila dimungkinkan perlakuan khusus terhadap masyarakat disekitar lereng merapi agar mendapatkan kredit dengan tingkat suku bunga yang rendah, serta kelonggaran dalam ketentuan penyaluran kredit.

Masyarakat disekitar lereng merapi benar-benar membutuhkan stimulus untuk benar-benar keluar dari keterpurukan akibat bencana alam yang tidak dapat diprediksikan. Proses pemulihan memang membutuhkan pengorbanan yang besar baik tenaga dan uang. Jangan menilai bahwa kerusakan hanya akan meninggalkan kesengsaraan. Kondisi alam disekitar lereng merapi diyakini akan lebih subur setelah letusan dan akan memiliki daya tarik tersendiri nantinya bagi pengusaha bahkan dunia Perbankan.

No comments: