Thursday, February 17, 2011

IPO (Initial Public Offering) Garuda dan Ekspektasi

Medan Bisnis, 17 Januari 2011
Di awal tahun 2011 ini, ada dua perusahaan yang melantai di BEI (bursa efek Indonesia). Emiten tersebut adalah PT Megapolitan Developments Tbk (EMDE) dan PT Martina Berto Tbk (MBTO). Namun, pada saat listing perdana tersebut kedua emiten kurang beruntung karena harga sahamnya langsung anjlok di hari pertama perdagangan. Sangat berbeda dengan PT. Krakatau Steel Tbk (KRAS) yang dalam listing perdananya di akhir tahun 2010, sahamnya langsung naik di harga paling atas (auto reject).

Ekspektasi Inflasi di tahun 2011 yang kurang baik disinyalir menjadi penyebab terkoreksinya kedua saham tersebut (EMDE dan MBTO). Meski demikian ada sekitar 10 perusahaan yang direncanakan IPO di tahun 2011 ini. di antaranya sedang diproses oleh BEI, yaitu PT Mitra Bahtera Segara Sejati (MBSS) dan PT Sido Mulyo Selaras. Dan yang tak kalah menarik ada PT. Garuda Indonesia yang akan melantai awal februari mendatang.

Garuda Indonesia merupakan maskapai penerbangan terbesar di Indonesia dengan melakukan banyak rute perjalanan domestik. Saham Garuda diperkriakan akan menyita perhatian public dalam waktu dekat ini. Garuda merupakan perusahaan BUMN pertama yang akan melantai pertama kali di tahun 2011 ini. Meskipun dibayangi kinerja jelek harga saham EMDE dan
MBTO, yang telah melantai terlebih dahulu.

Tidak hanya itu saja, Garuda Indonesia melantai di saat inflasi cenderung bergerak liar. Selain itu ada maskapai penerbangan Mandala yang harus berhenti beroperasi untuk sementara. Ini menjadi pertimbangan para calon investor PT. Garuda Indonesia. Seperti halnya Mandala, Garuda Indonesia juga pernah mengalami kesulitan yang mungkin tidak jauh berbeda dengan Mandala.

Namun, Garuda saat ini menjadi perusahaan yang lebih sehat jika dibandingkan kinerja tahun tahun sebelumnya khususnya di saat masa krisis 1997-1998. Garuda telah berhasil mencetak laba serta sudah siap untuk Go Public. Kunci keberhasilan Garuda adalah karena Garuda telah melakukan serangkaian restrukturisasi. Menjadi penting bagi kita untuk bisa membedakan antara manajemen Mandala dan Garuda saat ini.

Proses restrukturisasi di mulai dengan menyuntikan modal ke Garuda guna menyelamatkan maskapai penerbangan kebanggan nasional tersebut. Dengan di bantu oleh pemerintah sebagai pemegang saham utama. Pemerintah pernah menyetujui utang Garuda kepada PT Angkasa Pura I dan II sebesar US$36 juta dikonversi penyertaan modal pada 2006. Dan yang paling akhir juga melibatkan Bank Mandiri dalam bentuk Mandatory Convertible Bonds.

Menurut Bpk Emirsyah selaku direktur PT. Garuda Indonesia, langkah-langkah lainnya dalam mendekatkan diri dengan pelangggan salah satunya adalah dengan memindahkan gedung Garuda yang semula berada di Medan Merdeka Selatan ke kawasan Bandara Soekarno Hatta. Sejumlah langkah restrukturisasi yang dilakukan Garuda tersebut tidak sia-sia, dan pada tahun 2008 keuangan Garuda sudah tidak lagi bermasalah. Sebagai perbandingan Garuda menderita kerugian Rp811 miliar, namun empat tahun kemudian Garuda telah meraup laba Rp669 miliar.

Harga saham Garuda saat ini ditawarkan dalam rentang harga 750 s/d 1100 per lembar saham di pasar primer. Dimana alokasi dana tersebut nantinya akan di gunakan oleh manajemen untuk menambah armada menjadi 116 pesawat pada 2012. Saat ini jumlah armada Garuda mencapai 62 pesawat. Dengan menambah rute penerbangan domestik dan internasional menjadi 62 destinasi.

Berdasarkan pengalaman yang sudah-sudah. IPO perusahaan plat merah yang telah memiliki kinerja baik selalu di respon positif oleh para pelaku pasar. IPO perusahaan sejenis ini biasanya selalu kelebihan permintaan (oversubscribe). Selain itu, saham-saham plat merah selalu memberikan keuntungan yang signifikan dalam jangka panjang.

No comments: