Wednesday, February 16, 2011

Uji Ketahanan (Stress Test) Bank di Eropa

Medan Bisnis, 26 Juli 2010
Komite Pengawas Perbankan Eropa (CEBS) mengumumkan bahwa tujuh dari 91 lembaga-lembaga keuangan Uni Eropa, yang mewakili 65 persen dari sektor perbankan Uni Eropa, telah gagal dalam tes yang dirancang untuk menilai kapasitas menghadapi krisis ekonomi atau keuangan. Yang berarti kondisi perbankan di Eropa masih Aman dalam melewati krisis yang sedang menjangkiti ekonomi di kawasan eropa tersebut.

Sementara itu, Portugal yang sebelumnya sempat di khawatirkan akan terpuruk karena defisitnya yang membesar. Justru saat ini bernafas lega karena empat bank utama Portugal semuanya telah lolos stress tests (uji ketahanan) Eropa. Dari hasil test tersebut berarti ke empat Bank tersebut tidak membutuhkan tambahan dana segar. Padahal sebelumnya Bank swasta terbesar di Portugal sempat diturunkan peringkatnya oleh pemeringkat utang Fitch karena membutuhkan dana dari bank sentral Eropa agar tetap menjalankan bisnis.

Namun, pasar punya pandangan tersendiri terhadap mata uang Euro . Sesaat setelah diumumkan Euro sempat melemah terhadap US Dolar meskipun kembali menguat tipis. Hal ini menunjukan bahwa pasar tidak sepenuhnya menyambut baik atas hasil stress test tersebut. Nuansa cemas masih tetap ada karena dari hasil tersebut tidak semua Bank dinyatakan sehat. Perlu penelaahan yang lebih mendalam terkait hasil uji ketahanan Bank tersebut.

Terkait dengan hasil uji ketahanan Bank di Eropa, penulis meyakini pasar keuangan kita akan kembali bergeliat. Hal tersebut dikarenakan kepercayaan investor akan kembali kepada Negara yang memberikan yield tinggi. Rupiah berpeluang menguat signifikan dalam perdagangan minggu ini. Demikian halnya juga dengan IHSG, berpeluang besar naik terus dan meninggalkan level 3000.

Gejolak pada pasar keuangan kita bisa diredam dan akan mengembalikan kepercayaan investor akan pentingnya faktor fundamental. Selain itu, bursa di AS masih tetap membukukan kenaikan setelah beberapa emiten besar tetap membukukan kenaikan laba yang berujung pada melonjaknya harga saham emiten tersebut. Data sektor perumahan AS juga lebih baik dari ekspektasi banyak analis sebelumnya.

Kredibilitas hasil uji ketahanan Bank di Eropa memang masih belum teruji sepenuhnnya. Seperti pada uji ketahanan Bank di AS, dimana hasil stress test menunjukkan 10 dari 19 bank besar AS ternyata memerlukan tambahan modal. Dan tentunya itu menimbulkan skeptisme yang luar biasa dan berdampak pada koeksi yang tajam terhadap pasar keuangan kita.

Bank-bank Asing yang beroperasional di Indonesia tentunya akan terpengaruh dengan hasil stress test yang jelek. Soalnya Bank sebagai intermediator aliran dana, dan sebagai “jantung” yang memompa perputaran uang. Tentunya bila Bank Sakit maka sektor lain juga akan sakit. Akan tetapi, hasil dari stress test Bank di Eropa tersebut sepertinya tidak akan berdampak negatif terhadap perbankan kita.

Tidak begitu banyak Bank di Eropa yang membutuhkan suntikan dana dalam operasionalnya. Perbankan kita dinilai juga masih sehat, apalagi kita masih mencetak pertumbuhan ekonomi kendati banyak Negara yang justru pertumbuhan ekonominya negatif. Jepang yang menaikan rating Indonesia masuk dalam investment grade versi mereka juga sangat menguntungkan perbankan kita. Kita hanya menunggu lembaga pemeringkat lain untuk mengikuti langkah serupa dari negeri sakura tersebut.

Dunia perbankan kita masih ditopang oleh fundamental yang mumpuni. Indeks bursa kita dinilai masih aman dari gejolak yang bisa saja muncul terkait dengan uji ketahanan Bank di Eropa. Nilai tukar Rupiah, IHSG masih akan dilirik oleh pemodal baik dari dalam dan luar negeri. Aliran dana akan tetap mengalir kepada Negara yang memberlakukan suku bunga tinggi, salah satunya Indonesia.

No comments: