Wednesday, February 16, 2011

Perkiraan Ekonomi Indonesia Tahun 2011

Medan Bisnis, 27 Desember 2010
Kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) di tahun 2010 cukup fantastis. Selama tahun 2010 ini IHSG telah mencatatkan kenaikan di atas 40%. Yang berarti jika kita menyimpan uang dalam bentuk efek khususnya saham, maka ada kemungkinan uang kita bertambah sebanyak 40%. Bisa saja lebih dari 40%, jika kita tepat memilih saham yang memiliki kinerja di atas rata-rata pergerakan IHSG.

Terbukti jika berinvestasi di pasar saham memberikan keuntungan yang lebih tinggi dari produk investasi lain dalam jangka panjang. Pertumbuhan pendapatan para emiten di lantai bursa yang menjadi salah satu penyebabnya, selain pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih tetap naik meskipun sejumlah Negara besar justru mengalami kemunduran dalam pertumbuhan ekonominya.

Inflasi masih tetap menjadi kekhawatiran bagi pasar modal kita. Meski demikian laju inflasi ditahun 2011 nantinya tidak akan jauh berbeda dengan laju inflasi di tahun 2010 ini. Hanya saja Bank Indonesia memiliki ruang untuk menaikan suku bunga di tahun 2011, terlebih jika harga pangan terus naik ditambah naiknya harga minyak dunia yang diperkirakan bisa mendekatai harga $100/barel.

Katalis di tahun 2011 yang diperkirakan akan tetap menopang IHSG untuk tetap naik adalah belanja pemerintah serta pertumbuhan investasi asing di negeri ini. Karena Indonesia masih menarik di mata investor internasional yang ditegaskan dengan rencana kenaikan peringkat hutang Indonesia oleh Moody’s. Bukti yang nyata terlihat dengan terus meningkatnya FDI (Foreign Direct Invesment) dari tahun ke tahun.

Selain itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih menjanjikan nantinya akan meningkatkan permintaan kredit, yang diperkirakan akan mengalami kenaikan sebesar 15% dari tahun 2010 ini. Sehingga di tahun 2011 mendatang bukan tidak mungkin IHSG dapat menembus level 4000 atau mungkin lebih tinggi lagi. Sehingga tentunya berinvestasi di pasar modal masih menjanjikan keuntungan.

Pertumbuhan pendapatan beberapa emiten yang menjanjikan ada di sektor komoditas seperti pertambangan dan perkebunan. Beberapa saham yang menarik dicermati antara lain ADRO (Adaro energy), BWPT (BW Plantation), LSIP (London Sumatera) dan UNTR (United Tractor). Meskipun tentunya masih ada saham lain yang layak untuk dikoleksi.

Untuk surat hutang Negara, sejauh ini Indonesia tetap mampu menarik minat investor untuk berinvestasi dalam instrument tersebut. Meskipun perbedaan suku bunga (spread) antara BI Rate dan Bunga The FED terus mengecil. Namun, kepemilikan asing dalam surat utang Negara justru terus meningkat. Walaupun pada dasarnya hal tersebut juga menyisahkan masalah disisi lain.

Nilai tukar Rupiah sepertinya tidak perlu dikhawatirkan di tahun 2011 nanti. Cadangan devisa kita yang terus membesar memberikan ruang yang lebih banyak bagi Bank Indonesia untuk mengontrol laju pergerakan Rupiah agar tetap sesuai dengan kepentingan nasional. Sehingga memungkinkan bagi Rupiah untuk tetap bertahan dan menghindari kemungkinan guncangan eksternal di tahun 2011.

Dengan melihat perkembangan ekonomi makro serta ekspektasi di masa yang akan datang, kita dapat berkesimpulan bahwa ekonomi kita tetap menjanjikan di tahun 2011. Banyak peluang yang masih bisa kita raih serta berharap tidak ada kejutan-kejutan diluar ekspektasi. Dengan tetap bersyukur atas karunia Tuhan Yang Maha Esa. Selamat Natal dan Tahun Baru bagi yang merayakan.

No comments: