Saturday, January 23, 2010

Bulan Ramadhan, Bulan Investasi

Medan Bisnis, 25 Agustus 2009
Selamat datang bulan Ramadhan. Di bulan yang suci ini, umat islam diwajibkan berpuasa selama satu bulan penuh. Menjaga hawa nafsu, tidak makan dan minum sejak imsak hingga maghrib tiba. Dan selama satu bulan penuh umat islam juga dilarang keras melakukan tindakan-tindakan tercela yang dapat membatalkan puasa. Semoga bulan ramadhan ini dapat menjadi wahana pembelajaran dan merubah umat manusia agar menjadi insani yang lebih baik lagi. Amin.

Berpuasa, salah satunya adalah menahan lapar dan dahaga. Lapar berarti tidak makan yang kalau diasumsikan berarti umat islam dapat berhemat karena pada dasarnya konsumsi dapat dikurangi. Namun, fakta berbicara lain selama bulan ramadhan laju inflasi di Indonesia akan naik tinggi yang berarti tingkat konsumsi masyarakat muslim pada umumnya justru meningkat.

Ramadhan belum sepenuhnya menjadi momen yang tepat dan digunakan untuk melakukan efisiensi keuangan. Menurut data Bank Indonesia, jumlah uang beredar justru meningkat selama ramadhan maupun perayaan keagamaan lainnya. Selama perayaan kegamaan selalu terjadi peningkatan permintaan uang. Jelas sekali terlihat adanya pemborosan. Meskipun boros dilarang oleh agama, akan tetapi tetap memberikan manfaat bagi umat lainnya.

Umat lainnya adalah pedagang, buruh pabrik, petani, stasiun TV hingga pemilik perusahaan. Disadari atau tidak, membeli produk makanan instant yang banyak dibeli di bulan ramadhan ini seperti mie instant akan meningkatkan volume penjualan perusahaan itu sendiri. Indofood yang merupakan perusahaan pembuat mie instant terbesar akan menerima berkah dari tingginya penjualan mie buatannya.

Bukan hanya mie, tradisi membeli pakaian baru serta aksesoris lainnya menjelang hari raya Idul Fitri juga akan memberi berkah tersendiri bagi perusahaan yang menjual aneka kebutuhan sandang tersebut. Seperti Ramayana dan Matahari. Banyak analis keuangan yang memprediksikan bahwa perusahaan tersebut akan banyak mendapatkan keuntungan di bulan ramadhan ini.

Nah, kalau sudah bicara untung maka akan meningkatkan harga saham perusahaan tersebut. Dilantai bursa, selama ramadhan beberapa perusahaan yang bergerak di bidang konsumsi seperti Indofood (Mie Instant), Mayora (makanan ringan), Ramayana (sandang), Unilever (kebutuhan pokok seperti sabun, pasta gigi) serta Matahari (sandang) diperkirakan harga saham prusahaan tersebut akan naik tajam.

Berkah dibulan suci ini akan menjadi pemicu antusias para pelaku pasar untuk memborong saham-saham yang paling disukai hingga menjelang Idul Fitri nanti. Banyak analis yang merekomendasikan untuk membeli saham-saham yang bergerak di sektor konsumsi tersebut. Antusias masyarakat yang merayakan ramadhan dengan banyak melakukan konsumsi memang menjadi akar masalah naiknya harga barang hingga 15%.

Laju inflasi bahkan diperkirakan akan mendekati 1% di bulan agustus ini. Kebiasaan masyarakat kita memang tidak terlepas dari budaya yang telah mengakar sejak nenek moyang kita dulu. Meskipun di bulan sebelum ramadhan inflasi relatif terkendali, namun dibulan ramadhan ini akan menjadi bulan penyumbang inflasi tertinggi dibandingkan bulan sebelumnya.

Kenapa bulan Ramadhan? Tahukah kita, pemberian THR (Tunjangan Hari raya) merupakan salah satu penyebab tingginya konsumsi masyarakat kita. Dan apa jadinya kalau THR ditiadakan. Yang pasti Inflasi juga akan sedikit bisa dikendalikan. Namun, itulah siklus ekonomi Indonesia yang dihuni oleh masyarakat muslim terbesar di Dunia.

Bulan Ramadhan adalah bulan penuh berkah. Bukan hanya berkah bagi yang menjalankan ibadahnya, berkah yang lain juga akan diterima oleh para pedagang, penjual tiket, buruh dan karyawan, pemilik usaha, hingga yang punya perusahaan sekalipun. Bulan Ramadhan adalah bulan berbagi. Pada dasarnya kita juga sudah berbagi rezeki dengan berbelanja untuk memenuhi kebutuhan kita sehari-hari. Selamat Menunaikan Ibadah Puasa.

No comments: