Saturday, January 23, 2010

Terroris Tertangkap, The Show Must Go On

Medan Bisnis, 11 Agustus 2009
Lagi, kabar gembira akan menyelimuti awal pekan ini dengan tetap diwarnai oleh sejumlah sentimen positif baik dari dalam maupun dari luar. Kalau kita lihat pemberitaan di TV sejak jum’at sore minggu kemarin, maka langkah POLRI dalam memberantas teroris telah memetik hasil.

Pada tanggal 17 Juli lalu yang juga bertepatan pada hari jum’at, Indonesia “menangis” akibat ledakan yang diakibatkan oleh tingkah laku teroris yang kurang bertanggung jawab. Mengakibatkan kepercayaan masyarakat dunia terhadap Indonesia turun, serta mengakibatkan IHSG dan Rupiah turut terkoreksi.

Langkah polisi yang menangkap sejumlah pelaku terror membuktikan bahwa Indonesia sanggup meredam aksi terorisme. Sekaligus sebagai bukti bagi dunia internasional bahwa Indonesia tetap menjadi Negara yang aman dan tepat dijadikan Negara tujuan investasi. Dampak ekonomis yang timbul dari tertangkapnya pelaku teror adalah kepercayaan dunia internasional terhadap Indonesia.

Kita akan melihat pada pembukaan perdagangan saham pagi ini. Penulis memperkirakan IHSG di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan naik cukup signifikan. Kenaikan tersebut akan menepis sejumlah anggapan dari analis teknikal yang menilai IHSG rawan koreksi. Faktor-faktor fundamental akan menjadi penopang yang kuat serta akan membuat IHSG melambung tinggi hingga menjelang Ramadhan nanti.

IHSG memang menjadi sebuah tolak ukur perekonomian yang cepat dalam merespon perubahan sentiment pasar. Meskipun sangat rentan dengan aksi spekulasi, namun fundamental yang kokoh tidak akan mudah “menggoyang” indeks bursa secara sporadis.

Sentimen Positif Dari Luar
Departemen Tenaga Kerja AS kembali melaporkan bahwa data nonfarm payrolls (NFL) atau ketenaga kerjaan untuk bulan Juli mengalami penurunan. Berdasarkan laporan tersebut diketahui bahwa data nonfarm payrolls untuk bulan Juli mengalami penurunan sebesar 247.000. Level penurunan tersebut lebih rendah dibandingkan dengan prediksi para ekonom yang sebelumnya memperkirakan bahwa data non farm payrolls akan mengalai penurunan hingga mencapai level 275.000.

Selain itu, Departemen Tenaga Kerja AS juga melaporkan bahwa tingkat pengangguran untuk bulan Juli mengalami penurunan sebesar 0,1% menjadi 9,4%. hal tersebut memberikan sebuah sinyalemen positif bagi perekonomian AS, mengingat sebelumnya tingkat pengangguran diperkirakan akan naik hingga menembus level 9,7%.

Terkait dengan laporan tersebut Indeks Bursa Wall Street didominasi dengan penguatan yang cukup tajam. Penguatan tersebut seiring dengan pernyataan presiden Barrack Obama yang mengeluarkan pernyataan bahwa akhir dari resesi di AS mulai terlihat.

Seiring dengan dikeluarkannya data tersebut, rata-rata upah perjam pekerja AS pada bulan Juli tercatat mengalami peningkatan sebesar 0,003 dollar menjadi 18,56 dollar. Meski demikian, jumlah pekerja di sektor manufaktur dikabarkan mengalami penurunan sebesar 52.000 orang, sektor otomotif berkurang 28.000 dan di sektor jasa berkurang sebanyak 119.000 orang.

Dua sentimen positif dari dalam dan luar tersebut merupakan momen penting yang akan menjadi penggerak perekonomian kedepan. Pasar akan langsung merespon dengan membentuk sebuah euphoria baru di lantai bursa. Seiring dengan perubahan waktu, Euforia tersebutlah yang akan menggirng pasar kembali kepada faktor psikologis dimana analisa teknikal akan mengambil alih seiring dengan semakin terkikisnya informasi fundamental.

Kalau kita tidak takut lagi dengan ancaman terror karena pelaku terror tertangkap. Kalau kita tidak merasa was-was lagi berjalan ditengah keramaian yang banyak berdiri orang asing. Dan kita melihat bahwa resesi sepertinya sudah akan berakhir. Dan kita melihat Indonesia aman dan menarik (investasi) bagi banyak orang. Maka, ada alasan yang cukup untuk membuat kita percaya bahwa pemulihan ekonomi benar-benar sedang dimulai.

No comments: