Friday, January 22, 2010

Tetap Optimis Di Harga Saham Murah

Medan Bisnis, 15 Desember 2008
Indeks Bursa Efek Indonesia (BEI) masih stabil dan berkutat di angka –an. Kondisi tersebut berlangsung sudah cukup lama serta diyakini sebagai level terendah oleh sejumlah pelaku pasar. Selain itu, level tersebut juga merupakan momen yang tepat untuk kembali membeli saham, karena diyakini indeks akan kembali menguat (rebound) setelah sebelumnya sempat tertekan akibat aksi jual secara besar-besaran seiring dengan krisis global yang terjadi.

Banyak pelaku pasar yang terjebak membeli di harga yang lebih tinggi dari harga saat ini. Kondisi tersebut, selain meninggalkan trauma yang cukup dalam juga membuat pelaku pasar enggan untuk masuk ke bursa. Padahal lantai bursa masih menjanjikan sebagai wahana untuk berinvestasi.

Selain itu, pelaku pasar yang tidak mau rugi tentunya akan menunggu hingga harga kembali naik dan melebihi harga beli sebelumnya untuk mendapatkan keuntungan atau capital gain. Kerap muncul pertanyaan, Kapan itu akan terjadi?. Bagi yang mengetahuinya mungkian akan dijadikan kesempatan untuk membuat dirinya kaya raya.

Meskipun belum ada yang bisa memprediksikan, pada dasarnya bukan hal yang tidak mungkin untuk memperkirakan pergerakan indeks maupun harga saham kedepan. Dengan melakukan analisa fundamental maupun teknikal, maka kita masih bias memperkirakan harga saham ke depan.

Secara fundamental, faktor pegerakan saham di Amerika masih menjadi acuan dan motor penggerak harga saham domestik. Apabila kita melihat fundamental ekonomi dalam negeri tentunya masih memberikan indicator yang cukup baik. Sehingga banyak yang menilai bahwa harga saham yang terlalu murah pada saat ini tidak mencerminkan fundamental emiten maupun ekonomi secara keseluruhan.

Untuk harga saham sendiri, apabila dilihat dari nilai buku (book value), Price Earning Ratio (PER) maupun Earning Per Share (EPS), mengindikasikan bahwa hampir semua saham layak dibeli. Namun, sejauh ini belum terlihat investor melakukan aksi beli secara signifikan di level yang rendah seperti sekarang ini.

Karena masih banyak yang berkeyakinan bahwa Indeks belum menyentuh level terendahnya. Meskipun tidak ada yang tahu dimana level terendah harga saham maupun indeks sebenarnya. Karena semuanya masih bersift asumsi maupun ekspektasi. Nah sikap yang sangat berhati-hati berpotensi membuat investor kehilangan kesempatan untuk meraup keuntungan karena sudah tertinggal.

Untuk para pelaku pasar atau investor harus terus mendapatkan informasi secara berkesinambungan yang terkait dengan lantai bursa sebelum mengambil suatu keputusan. Kalau Indeks Bursa Amerika (Dow Jones) menjadi acuan, maka sudah seharusnya kita mendapatkan informasi seputar pasar di Amerika.

Selanjutnya kita juga harus melihat kondisi yang lebih kecil seperti kondisi emiten yang menerbitkan saham. Kebijakan yang terkait dengan perusahaan perlu dicermati karena disinilah sebenarnya fundamental dari harga saham itu nantinya. Yang memang juga tak luput dari kondisi fundamental ekonomi negeri kita. Untuk informasi tersebut biasanya akan disediakan di media-media informasi maupun tempat dimana investor melakukan transaksi saham (broker).

Mampu mengenali resiko serta mengetahui bagaimana transaksinya itulah modal utama untuk berinvestasi di bursa efek. Momentum harga saham murah seperti sekarang ini harus mampu dimanfaatkan karena memberikan harapan yang cukup baik dalam jangka waktu yang fleksibel (pendek, menengah atau panjang).

No comments: