Saturday, January 23, 2010

Tahun 2010, Tahun Berinvestasi Saham

Medan Bisnis, 4 Januari 2010
Tahun 2009 telah berlalu. Pasar keuangan Indonesia kembali memasuki babak baru di tahun 2010 ini. Dimana masih menyisakan permasalahan dari tahun 2009 yang berpeluang membuat pasar keuangan Indonesia di tahun 2010 ini kurang bergairah. Diantaranya adalah permasalahan kasus Bank Century.

Walaupun di akhir tahun 2009 kemarin IHSG justru menorehkan kinerja positif, Rupiah juga stabil. Namun anomali yang terjadi di akhir tahun kemarin bukan jaminan akan diteruskan di tahun 2010 ini. Meskipun banyak yang menilai bahwa tahun 2010 tahun yang pas untuk berinvestasi di saham maka sebenarnya momentum itu bisa dimanfaatkan di akhir tahun 2009 kemarin.

Koreksi yang tajam di bulan desember tahun 2009 kemarin, sebenarnya menjadi momen yang tepat untuk mengkoleksi saham. Dan cukup berpeluang untuk membeli US Dolar. Kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) yang justru naik meskipun di asia justru bergerak sebaliknya. Menandakan bahwa investor percaya tahun 2010 ini IHSG akan menorehkan kinerja positif.

Kinerja IHSG yang menjadi bursa terbaik di Asia sepertinya akan tetap menjadi yang terbaik di tahun 2010 ini. Selain akan diperbanyak oleh jumlah emiten yang IPO (initial public offering), penerbitan obligasi yang dikeluarkan pemerintah juga turut meramaikan perdagangan efek tahun 2010 ini. Aksi korporasi serta kebutuhan pembiayaan pemerintah untuk APBN maupun korporat.

Diantara efek-efek yang ramai diperdagangkan, obligasi memiliki resiko yang lebih besar karena ancaman inflasi di tahun 2010 ini. Sementara saham memiliki kecenderungan membaik seiring dengan kinerja pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik pula. Inflasi akan menjadi ancaman serius karena akan tumbuh seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi.

Inflasi pada dasarnya akan mengerek suku bunga ke atas, dan secara substansial akan membuat harga saham terkoreksi. Namun, booming komoditas di tahun 2010 ini sepertinya akan lebih mengendalikan laju penguatan harga saham dibandingkan dengan laju tekanan inflasi. Berbeda dengan harga saham, obligasi yang memberikan imbal hasil tidak jauh dari BI Rate berpeluang diperdagangkan at discount atau lebih kecil dari nilai par (100%) nya.

Untuk itu, obligasi baik yang dikeluarkan pemerintah maupun koporat harus mempertimbangkan laju tekanan inflasi di tahun 2010 ini. Posisi BI rate di 6.5% sepertinya akan tergiring keatas. Kupon obligasi harus mampu diatas laju tekanan inflasi di tahun 2010 ini. Kalau tidak mau diperdagangkan at discount. Namun, karakter investor yang tidak melulu melihat faktor fluktuasi harga yang diakibatkan oleh inflasi, namun lebih pada investasi hingga jatuh tempo. Tetap akan memilih produk-produk obligasi.

Selain itu di tahun 2010 ini, akan banyak emiten yang akan melakukan Go Public. Bahkan beberapa emiten tersebut berstatus milik Negara atau BUMN (Badan Usaha Milik Negara). Emiten BUMN tersebut diantaranya PT. Pembangunan Perumahan, PT. Perkebunan Nusantara III dan IV, Garuda Indonesia dan Krakatau Steel. Dan masih ada emiten BUMN Lainnya yang belum disebutkan.

Banyaknya emiten yang akan terdaftar di Bursa akan menambah jumlah transaksi saham nantinya. Baik dari sisi volume, frekuensi hingga nilai transaksi. Proses penjamin emisi saham sebelum terdaftar di lantai bursa nantinya akan dilakukan oleh perusahaan sekuritas. Sehingga sebagai investor kita dapat melakukan proses pembelian pertama di sekuritas tersebut.

Diantara sekuritas yang menjadi penjamin emisi, PT. Danareksa Sekuritas merupakan salah satu penjamin emisi terbesar bagi emiten yang akan melantai di tahun 2010 ini. Dengan statusnya sebagai BUMN, pengalaman, dan yang paling tua di Indonesia, maka wajar jika dipercaya untuk menjadi penjamin emisi baik saham dan obligasi.

Tahun 2010 merupakan tahun pemulihan perekonomian dunia. Setidaknya optimisme tersebut muncul dari para analis. Pertengahan tahun selalu menjadi momentum bagi emiten untuk membagikan deviden, sebelum deviden dikeluarkan, investor akan memburu saham-saham emiten tersebut. Jangan tunggu lagi, momentum pemulihan ekonomi, IPO, dan diramaikan dengan penerbitan obligasi, IHSG sepertinya akan merangkak naik terus.

No comments: