Friday, January 22, 2010

Musim Banjir Sentimen Pasar

Medan Bisnis, 11 Mei 2009
Setelah sempat ditutup melemah pada perdagangan kamis minggu kemarin, Indeks Bursa Dow Jones kembali menguat secara signifikan setelah Laporan Stress Test yang dilakukan oleh perbankan AS. Dimana sektor finansial memimpin penguatan bursa, hasil sari stress test yang dilakukan pemerintah AS ternyata lebih baik dari ekspektasi sebelumnya.

Sekitar 10 dari 19 bank dinyatakan perlu meningkatkan permodalannya sejumlah total $74.6 miliar, dan sejumlah bank lainnya tidak perlu meningkatkan modal. Selain dikarenakan hasil stress test, penguatan Dow Jones juga dipicu oleh dirilisnya data ketenaga kerjaan AS atau Non Farm Payroll (NFP), yang menunjukan bahwa pada bulan April terdapat 539,000 pemangkasan pekerja, yang jauh lebih kecil dari perkiraan, dan terendah sejak Oktober. Meski demikian angka tersebut belum mampu mengurangi jumlah pengangguran di AS.

Kenaikan Indeks Dow Jones tersebut diyakini akan menjadi pemicu bagi indeks bursa lainnya untuk melanjutkan tren penguatan termasuk Bursa Efek Indonesia (IDX). Secara historis kenaikan indeks bursa Dow Jones lebih banyak direspon positif oleh para pelaku pasar. Dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa indeks bursa Dow Jones menjadi lokomotif bagi pergerakan indeks bursa Negara lainnya.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini diperkirakan juga akan mengalami penguatan signifikan, dan sangat mungkin mendekati level 1.900 atau bahkan langsung menembus level tersebut. Meskipun secara teknikal IHSG sangat rentan dengan aksi profit taking karena dinilai sudah naik tinggi. Namun, kondisi tersebut tidak akan membuat IHSG pada hari ini menghentikan tren penguatannya.

Beberapa sentimen hal yang mendukung bagi penguatan IHSG adalah pertama, hasil stress test perbankan Amerika yang dinilai masih cukup solid. Hasil tersebut telah mengangkat sejumlah harga saham sektor perbankan, dan diperkirakan akan membuat harga saham perbankan Indonesia terangkat. Kedua, penurunan suku bunga oleh Bank Indonesia pada dasarnya akan menambah tenaga bagi kinerja saham. Dan ketiga, rencana PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) yang diisukan berkoalisi dengan Partai Demokrat juga akan menambah IHSG makin perkasa.

Meski demikian, penguatan IHSG yang signifikan bukan tanpa resiko. Secara teknikal IHSG selalu berada dalam kondisi yang sepatutnya sudah harus turun kembali. Selain itu, porsi kepemilikan asing di saham yang belum signifikan, serta rencana pemerintah yang masih memiliki hajatan besar (Pemilihan Presiden) berpotensi menjadi penghalang bagi tren kenaikan IHSG.

Selain data yang sedang hangat diperbincangkan. Penguatan IHSG masih terbuka lebar apabila Pemilihan Presiden nanti berjalan lancar. Seperti pada pemilihan legislative sebelumnya, dimana paska pileg IHSG menguat signifikan meskipun kembali terkoreksi setelah adanya pecah kkongis antara SBY dan JK.

Penurunan BI rate, kenaikan harga energi (minyak dunia) serta komoditas seperti CPO akan membuat saham di semua sektor industri berpeluang naik. Saham perbankan akan menjadi pemimpin baghi penguatan indeks pada hari ini diikuti dengan penguatan saham disektor energi dan komoditas.

Dalam 1 atau 2 minggu kedepan IHSG diperkirakan akan mencoba menembus level 2.000. Pada level tersebut pemerintah berkeyakinan bahwa pasar sudah kembali dalam batas normal. Sehingga sudah saatnya untuk melakukan hajatan seperti penerbitan saham perdana atau IPO (Initial Public Offering). Dimana beberapa saham BUMN akan dilepas ke pasar.

No comments: