Saturday, January 23, 2010

Menebak Arah Pergerakan Pasar

Medan Bisnis, 23 November 2009
Akhir-akhir ini pasar saham bergerak sangat dengan volatilitas yang cukup tajam. Indeks Harga Saham Gabungan kembali bergerak anomali, namun dengan kecenderungan menguat meskipun indeks bursa regional justru bergerak sebaliknya. Anomali yang terjadi saat ini justru berbeda dengan anomaly yang pernah terjadi sebelumnya. Mungkinkah tren penguatan IHSG dalam beberapa hari terakhir akan dianjutkan dimasa yang akan datang?.

Ada beberapa hal yang menjadi pemicu kenapa indeks kembali menguat beberapa terakhir ini. Pertama tren kenaikan harga saham BUMI yang kembali diincar oleh pemodal asing. Kedua, secara teknikal indeks bursa kita sudah mulai menunjukan titik jenuh jual. Dan ketiga, Tren pemulihan ekonomi global yang terlihat dari laju pertumbuhan ekonomi AS pada triwulan III yang naik diatas ekspektasi pasar. Keempat, rencana dari banyak Negara yang masih memberikan stimulus bagi pemulihan ekonomi.

Saham dari emiten PT. Bumi Resources merupakan salah satu saham dengan kapitalisasi pasar terbesar. Pergerakannya memberikan kontribusi yang sangat signifikan bagi IHSG. Manuver kembali dilakukan oleh emiten BUMI tersebut dengan memindahkan hutang sebesar $1.9 Milyar ke BUMI Netherands B.V. Selain itu, kondisi jenuh jual serta ekspektasi pemulihan indeks bursa menyambut tahun baru 2010, membuat pasar kembali melakukan aksi beli saham BUMI karena memang sudah turun cukup signifikan dalam beberapa minggu sebelumnya.

Sehingga, kita bisa saja mengasumsikan bahwa tren kenaikan pada saham BUMI akan berdampak bagi kenaikan sejumlah saham yang berujung pada kenaikan IHSG. Kita juga melihat tren perubahan indeks bursa yang naik beberapa hari terkahir juga ditopang oleh kenaikan harga saham BUMI. Dan pasar sepertinya lebih mempercayai bahwa kenaikan saham BUMI akan lebih bnyak berpengaruh daripada kenaikan indeks bursa regional itu sendiri.

Pada saat indeks bursa global mulai bergairah. Yang ditandai oleh kinerja indeks bursa Dow Jones (DJIA). Maka ekspektasi kedepan adalah pemulihan ekonomi AS sepertinya akan keluar dari masa resesi. Namun, apabila mengutip pernyataan Bapak Purbaya Yudhi Sadewa – Analis Danareksa, bahwa angka pengangguran yang masih tinggi di AS, membuat sulit mengharapkan belanja rumah tangga akan terus mendorong pertumbuhan ekonomi.

Dari pernyataan tersebut dapat terlihat bahwa pemulihan ekonomi AS sudah mulai tampak. Hanya saja akan tetap mengalami kendala selama proses pemulihan tersebut. Terlebih, pemulihan tersebut lebih banyak ditopang oleh dana stimulus dari pemerintah AS. Yang mengindikasikan bahwa pemulihan perekonomian AS belum sepenuhnya ditopang oleh belanja masyarakat, sehingga belum meyakinkan 100% bahwa perekonomian AS akan benar-benar pulih menyongsong tahun 2010 mendatang.

Meskipun perekonomian yang didorong dengan banyak stimulus akan mengalami kerentanan. Akan tetapi Bapak Purbaya meyakini bahwa proses pemulihan akan sulit terjadi tanpa stimulus yang cukup. Oleh karena itu, pasar langsung bereaksi positif tatkala Negara yang tergabung dalam APEC menyatakan akan melanjutkan program stimulusnya untuk menyelamatkan ekonomi.

Pemulihan ekonomi AS dipastikan akan tetap berkesinambungan. Yang akan memberikan keyakinan bagi pelaku pasar akan pemulihan indeks bursa global. Selain itu, keuntungan juga bagi ekonomi Indonesia apabila ekonomi AS mengalami perbaikan. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kedepan pasar akan terus menggeliat seiring dengan proses pemulihan ekonomi global.

No comments: