Friday, January 22, 2010

Pemilu Lancar, Pasar Akan Berikan Respon Positif

Medan Bisnis, 13 April 2009
Pada tanggal 9 April, hari kamis minggu kemarin, Indonesia telah melakukan pelaksanaan pemilihan umum (PEMILU) yang berjalan cukup lancar. Bukan karena dimenangkan oleh Partai Demokrat, namun respon pasar sepertinya akan lebih tertuju pada keberhasilan pemerintah dalam melaksanakan proses demokrasi, yang juga di klaim sebagai demokrasi terbesar di dunia.

Meskipun masih sebatas penghitungan cepat (quick count), namun pasar sepertinya sudah siap untuk merespon, meskipun penghitungan manual versi KPU akan selesai pada tanggal 20 nanti. Kemenangan partai Demokrat menunjukan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia masih merasa puas dengan kinerja pemerintah. Mengapa Demokrat? Karena Presiden SBY sebagai Pembina partai tersebut.

Kemenangan partai berlambang bintang dengan corak warna merah putih dan memiliki warna dasar biru tersebut, memberikan gambaran kepada kita bahwa kita dapat memperkirakan siapa yang akan menang dalam pemilihan presiden di tahun ini. Kalau berpatokan pada partai yang menang dalam PEMILU kemarin.

Nah demikian halnya juga dengan pasar. Proses PEMILU yang berjalan lancar, aman serta cukup terkendali memberikan sebuah garansi bahwa berinvestasi di Indonesia cukup aman. Hal inilah yang menjadi pemicu utama kembali bergairahnya pasar pada perdagangan senin ini. Baik Saham maupun Valas (Valuta Asing). Bahkan menurut penulis akan terjadi semacam euphoria.

Selain itu, selama kita libur kemarin. Bagi anda yang terus memantau perkembangan PEMILU tentunya akan melihat ticker yang memberitakan bahwa indeks regional dikabarkan terus membukukan penguatan. Jadi pergerakan indeks di pasar modal akan bergerak positif baik internal maupun eksternal.

Memang pada saat menjelang PEMILU indeks sempat tertekan. Namun, kondisi harap-harap cemas dari para investor akan berkurang pada perdagangan minggu ini. Bahkan investor juga akan lebih tenang menghadapi pemilihan presiden mendatang. Selain itu, tertekannya indeks sebelum PEMILU juga disebabkan oleh melemahnya pergerakan indeks regional. Meski demikian, IHSG tertekan sangat terbatas (-1%) jika dibandingkan dengan pergerakan indeks regional yang turun 4% (-4%).

Disamping itu, sebenarnya ada momen yang terlewatkan dan sangat disayangkan. Yakni pertemuan KTT (konferensi tingkat tinggi) ASEAN. Padahal dalam pertemuan tersebut akan dibahas penggalangan dana bersama Negara ASEAN dalam menuntaskan krisis, dimana China, Jepang dan Korea Selatan yang akan menjadi Negara donor.

Pertemuan tersebut sebenarnya merupakan tindak lanjut dari pertemuan G-20. Namun, karena ruang pertemuan dikuasai oleh demonstran anti pemerintah Thailand saat ini. Maka pertemuan ASEAN+3 harus ditunda. Padahal, apabila KTT ASEAN tersebut berjalan sesuai yang direncanakan maka, Indeks tentunya mendapatkan tenaga baru untuk menguat.

Respon positif pasar akan ditunjukan dengan menguatnya nilai tukar Rupiah serta menguatnya indeks bursa. Bahkan beberapa analis memperkirakan Rupiah berpotensi menguat tajam. Untuk saham, beberapa saham yang terkoreksi menjelang PEMILU kemarin, sepertinya akan berbalik arah dan kembali menguat pada perdagangan minggu ini.

Perlu dicermati pula saham Indofood yang memiliki kode INDF. Saham tersebut memiliki potensi menguat dalam jangka panjang. Karena selain bisnis utamanya di sektor makanan yang terintegrasi, Saham INDF juga termasuk dalam saham defensive. Sehingga lebih tahan terhadap guncangan ekonomi.

Akan tetapi bukan hanya saham Indofood saja yang berpotensi naik. Dengan momen yang sangat baik seperti sekarang ini, apabila anda telah memiliki saham sebelumnya. Maka perhatikan saja, bahwa kenaikan IHSG (perkiraan) saat ini seharusnya memberikan berkah bagi saham yang anda koleksi. Itupun jika anda tidak salah pilih saham.

No comments: