Saturday, January 23, 2010

Tidak Ada Kebahagian Yang Abadi

Medan Bisnis, 4 Agustus 2009
Ada sedikit kemajuan yang diwujudkan oleh data perekonomian Amerika Serikat. Yakni kontraksi ekonomi yang dialami negeri tersebut lebih rendah dari perekiraan analis sebelumnya. Hal tersebut tercermin dari data Gross Domestic Product (GDP) AS yang menurut presiden Barack Obama sebagai kemajuan.

Meskipun banyak analis yang memperkirakan bahwa laju pertumbuhan GDP akan terus bergerak keatas. Bahkan pada awal tahun 2010 mendatang US GDP akan kembali normal dan terus melanjutkan tren penguatan. GDP merupakan suatu tolak ukur perekonomian AS yang menggambarkan bagaimana perekonomian AS dalam menghasilkan barang.

Besarnya GDP memang sangat dipengaruhi oleh tingkat konsumsi masyarakat yang notabene sedang jelek-jeleknya pada saat ini. Namun, perkiraan pertumbuhan GDP AS justru tidak diikuti oleh perbaikan pada data pengangguran yang diperkirakan akan berada di kisaran 11.2% hingga Februari 2010 mendatang. Jauh diatas angka normal sebelum krisis di kisaran 5%.

Produk Domestik Bruto Amerika Serikat/ U.S. GDP
Tren dimasa lalu menunjukan data sebenarnya (actual) dan prediksi masa depan (forecast) dalam Miliar $

Sumber : The Financial Forecast Center

Berdasarkan data tersebut ekonomi AS benar-benar telah mengalami pemulihan meskipun tidak didukung oleh data lainnya seperti data pengangguran atau biasa dikenal dengan Jobless Claim. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pemerintah AS masih sangat mungkin untuk kembali menggelontorkan stimulus guna meningkatkan daya beli masyarakat.

Respon yang paling mudah dilihat adalah pada kinerja indeks bursa AS. Saham-saham Wall Street ditutup bervariasi (mixed), naik tipis pada Jumat waktu setempat, karena pasar mencerna data ekonomi AS yang menunjukkan kontraksi lebih kecil daripada perkiraan, meski belanja konsumen melemah.

Indeks bursa AS pada perdagangan jum;at kemarin dikua di teritori negatif. Namun selama sesi perdagangan saham-saham terus berada di wilayah positif. Tidaklah berlebihan kalau kita tidak langsung memberikan penilaian ekonomi AS mulai berjalan dengan baik. Karena rebound ekonomi AS masih akan dibuktikan dalam beberapa waktu kedepan, dan rebound tersebut benar-benar berjalan dengan baik.

Nah kita yang di Indonesia juga harus mencermati perubahan dalam ekonomi AS tersebut. IHSG (Indeks Harga Saham gabungan) merupakan indikator yang paling sensitif dalam merespon perubahan data ekonomi. Oleh sebab itu, Indeks Wall Street yang menguat biasanya akan diikuti oleh penguatan Indeks global khususnya IHSG.

Rebound IHSG dalam beberapa hari terakhir mungkin dapat terus dilanjutkan seiring dengan kinerja Wall Street yang masih diteritori positif. Selain itu, rebound IHSG juga diiringi dengan rebound atau penguatan nilai tukar Rupiah yang kian mewarnai data perekonomian Indonesia. Belum lagi ditambah laju inflasi yang sangat moderat.

Indonesia masih akan terus mencetuskan data perekonomian yang fantastis hingga akhir tahun ini. Setidak-tidaknya pemotongan suku bunga oleh BI apabila Inflasi yang terealisasi masih menungkinkan untuk pemotongan bunga. Euforia akan berlanjut pada pelantikan SBY nanti sebagai presiden RI periode 2009-2014.

Namun, dengan tidak terbuai dengan euforia yang “memabukkan”. Kita tetap mewaspadai setiap perubahan data ekonomi raksasa AS. IHSG bisa saja terjungkal meskipun tetap menunjukan tren penguatan. Sikap kehati-hatian dengan tetap meyakini bahwa tidak ada kebahagian yang abadi akan membawa kita dapat melalui masa-masa sulit seperti saat ini.

No comments: