Friday, January 22, 2010

Memanfaatkan Momen Penguatan Indeks

Medan Bisnis, 20 April 2009
Luar Biasa, mungkin itulah ungkapan pasar setelah terjadi kenaikan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) selama 5 hari berturut-turut. Diyakini optimisme terhadap perekonomian Indonesia mengagkat indeks harga saham gabungan (IHSG) yang ditutup naik 9,703 poin (0,6 persen) menjadi 1.634,790 pada perdagangan jum’at minggu kemarin.

Perekonomian Indonsia dinilai lebih baik di bandingkan di Negara lain sekawasan (asia tenggara). Sentimen PEMILU sepertinya masih menjadi pemicu membaiknya persepsi pasar terhadap Indonesia. Selain itu, Indonesia juga diuntungkan dengan kerusuhan yang terjadi di Thailand. Hal tersebut membuat saham-saham domestic diminati investor. Bukan hanya itu saja, kunjungan wisatawan asing ke Indonesia diberitakan meningkat khususnya di Bali.

Beberapa indikator lainnya yang meningkatkan optimisme pasar adalah pertumbuhan ekonomi kuartal I pada 2009 yang diperkirakan sekitar 4,5%. Ditambah lagi, laju tekanan inflasi yang terus menurun juga menjadi sentimen positif.

Pada penutupan perdagangan kali ini, transaksi yang terjadi mencapai 115.708 kali
dengan volume saham yang diperdagangkan 10,785 miliar lembar saham dan total nilai Rp4,29 triliun.

Tidak hanya indeks bursa, nilai tukar Rupiah juga membentuk pola tren kenaikan yang sama. Penguatan nilai tukar Rupiah diyakini menjadi sentimen kuat bagi Indeks untuk terus melanjutkan tren penguatan. Faktor-faktor eksternal lainnya seperti membaiknya pembayaran kartu kredit AS, laporan keuangan beberapa emiten besar seperti Citigroup dan GE (general electric), yang ternyata diatas ekspektasi sebelumnya juga berpotensi menjadi sentimen baru di pasar.

Dan tahukah anda, pejabat The Fed kembali melontarkan pernyataan bahwa tanda-tanda bahwa resesi mulai teredam bermunculan. Kebijakan injeksi dana dalam ekonomi AS berangsur-angsur mampu memperbaiki perekonomian AS. Dan The FED optimis bahwa ekonomi AS akan pulih pada tahun ini.

Meskipun itu masih sebuah pernyataan yang tentunya masih harus dibuktikan. Akan tetapi langkah pemerintah AS yang menguji 19 Bank besar di AS akan kemungkinan terburuk yang akan terjadi atau Stress Test menjadi sentimen yang dinanti tentunya. Meskipun hasilnya belum dipublikasikan, namun beberapa informasi menyatakan test yang dilakukan berhasil atau lulus.

Bukan suatu hal yang tidak mungkin, seiring dengan membaiknya perekonomian AS serta perekonomian Domestik yang masih kuat. IHSG menembus level psikologis 1.700 dalam waktu dekat ini. Dan nilai tukar Rupiah kembali mencoba menguat dan menembus level 10.000/US Dolar.

Dengan kuatnya sntimen positif baru dipasar, tentunya ada kesempatan atau momen yang tepat untuk memanfaatkan kenaikan IHSG. Bahkan beberapa saham yang sebelumnya tidak aktif diperdagangkan dalam 6 bulan terakhir mulai menunjukan tren kenaikan dalam perdagangan beberapa hari terakhir.

Kapitalisasi transaksi saham terakhir sudah mulai membukukan angka yang cukup signifikan. Investor asing sudah mulai mengincar beberapa saham perbankan. Dengan harga saham yang relatif murah serta potensi kenaikan IHSG yang berpeluang cukup lebar, sudah saatnya kita masuk kepasar.

Saat ini, secara teknkal IHSG telah membentuk tren kenaikan (channel). Meskipun masih berpeluang untuk terkoreksi, namun, IHSG masih akan terus dibayangi sentimen positif dan IHSG akan lebih percaya diri lagi untuk bergerak keatas. Kalaupun ada koreksi di tengah tren kenaikan, itu merupakan sinyal bahwa kita harus segera masuk.

No comments: