Friday, January 22, 2010

IHSG Akan Melaju ke 2400

Medan Bisnis, 29 Juni 2009
Di bulan juli nanti IHSG memiliki momentum yang kuat untuk melanjutkan tren penguatan hingga ke level 2.400. Penguatan tersebut dipicu oleh pemilihan presiden yang menurut banyak survey SBY menjadi pemenangnya. Meskipun beberapa lembaga survey memberikan hasil polling yang dapat dikatakan bias. Namun, lebih banyak lembaga survey yang memberikan hasil polling bahwa SBY akan terpilih kembali menjadi presiden.

IHSG pada penutupan jumat kemarin ditutup turun, sekaligus menjadi indeks bursa yang bergerak berlawanan dibandingkan dengan indeks bursa asia lainnya. Aksi profit taking menjadi pemicu utama yang membuat IHSG ke teritori negatif. Indeks melemah 3.97 poin atau 0.19% di level 2.040 dibandingkan dengan penutupan sehari sebelumnya.

Namun, pelemahan IHSG tersbut bukan menjadi pertanda bahwa IHSG akan terus melemah dalam jangka panjang. Elektibiltas SBY dalam pemilihan presiden mendatang menjadi kunci utama bahwa IHSG masih memiliki kesempatan untuk menguat secara signifikan. Maklum pelaku pasar masih menginginkan SBY kembali terpilih dan tentunya pemilihan presiden yang berjalan lancar dan aman.

Selain pemilihan presiden, pengaruh internal dari penguatan IHSG juga didukung oleh tren penurunan BI rate dan penguatan nilai tukar rupiah. BI rate menurut beberapa pengamat masih berpotensi untuk terus diturunkan. Mengingat tekanan laju inflasi yang terus melemah. Meskipun tetap dibayangi oleh tren kenaikan harga minyak. Meski demikian tren kenaikan harga minyak diperkirakan akan mulai terjadi menjelang akhir tahun ini hingga tahun depan.

Sementara itu, nilai tukar rupiah masih melanjukan tren penguatan terhadap US Dolar. Kautnya aliran dana yang masuk ke protofolio lokal membuat Rupiah kian perkasa. Diperkirakan Rupiah mampu diperdagangkan hingga dibawah 10.000/US$ menjelang akhir tahun ini. Penguatan Rupiah didukung oleh tren pelemahan nilai tukar US Dolar itu sendiri setelah Bank Sentral AS The FED tidak menaikan bunga acuannya.

Dari sisi eksternal, indeks bursa Dow Jones yang menjadi motor penggerak utama pergerakan bursa global, masih diperdagangkan mixed pada minggu kemarin, dengan kecenderungan melemah. Perkembangan ekonomi AS yang terus dibayangi oleh proses pemulihan/recovery yang melambat menjadi isu utama kian terpuruknya kinerja bursa Dow Jones. Meski demikian indeks Nasdag AS masih menunjukan keperkasaannya.

Namun, dalam beberapa hari kedepan, Indeks bursa Dow Jones diperkirakan akan berbalik menguat menyusul perkiraan bahwa laju pengangguran masih akan meningkat, namun laju peningkatannya tidak seburuk dari bulan sebelumnya setelah krisis. Selain itu pemerintah AS terus berusaha meningkatkan consumer spending AS yang menjadi tolak ukur terhadap daya beli masyarakat AS. Apabila program tersebut berjalan sesuai dengan rencana, maka proses pemulihan ekonomi AS atau recovery akan terjadi dalam beberapa bulan kedepan.

Dengan memanfaatkan proses pendewasaaan demokrasi di Indonesia, tentunya kian banyak manfaat yang dapat diraih. Demokrasi yang dalam beberapa tahun terakhir kian berkembang di Indonesia akan menjadi tolak ukur bagi investor lokal maupun asing dalam berinvestasi di Indonesia.

Proses demokrasi yang berjalan dengan baik, biasanya tercermin oleh kelancaran hajatan besar demokrasi tersebut seperti Pemilihan Legislatif maupun Eksekutif. India juga menikmati proses Pemilu yang lancar dengan kenaikan bursa mereka (Sensex) yang fantastis. Pada pileg (pemilihan legislatif) kemarin kita telah melihat bahwa IHSG menanjak dengan sangat tajam. Dan kita juga akan melihat IHSG kembali perkasa setelah 8 July nanti, apabila kita turut berpartisipasi secara arip.

No comments: